Jumat, 19 Februari 2016

Memahami Standarisasi Teknologi ADSL

Sebelumnya telah disinggung bahwa DMT merupakan standar ANSI T1.413 yang ditetapkan pada tahun 1995 untuk modulasi demodulasi pada ADSL. Juga telah dijelaskan bahwa pada saat itu (1995) teknologi ADSL digunakan untuk aplikasi VOD yang membutuhkan downstream yang memiliki kecepatan berkisar antara 1.5Mbps � 6Mbps. Setelah itu penggunaan ADSL untuk internet meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Akhirnya pada tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan per-internet-an dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2. Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh ITU (International Telecommunications Union) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2 ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex, pada bulan Juni tahun 1999 ditetapkan standar internasional untuk xDSL dengan nama G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite yang dalam istilah ITU-nya dikenal dengan sebutan G.992.2 (G.lite). Dengan spesifikasi downstream 1.5Mbps, hemat energi dan biaya pengoperasian yang murah. Alokasi DMT carrier pada G.992.1 dan G.992.2 untuk ADSL ditunjukan pada gambar berikut.

Alokasi Carrier Sistem DMT Pada ADSL 



Data-data dimodulasikan pada interval carrier sebesar 4.3125kHz. Carrier frekuensi rendah digunakan untuk wilayah upstream dan carrier frekuensi tinggi digunakan untuk wilayah downstream. Jumlah carrier wilayah downstream G.922.2 kurang dari setengahnya jumlah carrier G.992.1. Karenanya diberi sebutan LITE (G.lite). Selain G.992.1 dan G.992.2, masih ada 4 buah standar yang direkomendasikan oleh ITU untuk xDSL, seperti tertulis pada tabel di bawah ini.

Tabel Rekomendasi ITU Tentang xDSL 
G.992.1 (G.dmt) Sistem transmisi ADSL (Full Rate)
G.992.2 (G.lite) Sistem transmisi ADSL tanpa Splitter (ADSL-Lite)
G.994.1 (G.hs) DSL sistem handshake
G.995.1 (G.ref) Referensi-referensi yang terkait dengan DSL
G.996.1 (G.test) Sistem pengujian DSL
G.997.1 (G.ploam) Protokol administrasi DSL

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Memahami Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel

Setiap data yang telah didownload atau dimasukan ke memori program (Flash PEROM) mikrokontroler dapat dibaca menggunakan PEROM Programer mikrokontroler. Pada dasarnya proses pembacaan data pada memori program mikrokontroler tersebut dapat diuraikan untuk masing-masing versi mikrokontroler. Berikut adalaha metode pembacaan data pada memori program (Flash PEROM) mikrokontroler versi 40 pin dan 20 pin.

Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel Versi 40 pin
Proses pembacaan data pada mikrokontroler MCS51 Atmel versi 40 kaki hampir sama dengan saat pengisian data perbedaannya terletak pada data yang diberikan pada bagian pengatur mode P2.6, P2.7, P3.6, dan P3.7 diberi kombinasi sinyal �0�, �0�, �1� dan�1�. Besarnya tegangan VPP yang diberikan hanya 5 Volt. Proses pembacaan data pada Flash PEROM MCS51 versi 40 kaki dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar Bagan Pembacaan Data Pada Flash PEROM MCS51 Versi 40 Pin 

Gambar Bagan Pembacaan Data Pada Flash PEROM MCS51 Versi 40 Pin,Pembacaan Data Pada Flash PEROM,baca flash perom mcs51,cara baca flash perom mcs51


Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel Versi 20 Pin 
Pada MCS51 versi 20 kaki proses pembacaan datanya hampir sama dengan saat pengisian data ke Flash PEROM, perbedaannya terletak pada sinyal pengatur mode yang diberikan pada P3.7, P3.5, P3.4, dan P3.3 adalah �0�, �0�, �1� dan �1�. Dan tegangan VPP yang diberikan adalah 5 volt. Gambar proses pembacaan data pada MCS51 versi 20 kaki dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar Bagan Pembacaan Data Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin 
Bagan Pembacaan Data Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin,baca Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Kamis, 11 Februari 2016

Belajar Inverter Setengah Jembatan

Rangkaian daya yang digunakan untuk mensuplai lampu High Pressure Sodium adalah inverter setengah jembatan dengan mosfet sebagai piranti pensaklarannya. Inverter dipilih karena lampu akan lebih lama umur pemakaiannya jika pada kedua elektroda tabungnya dicharge secara bergantian dengan gelombang yang simetris. Gelombang kotak yang dihasilkan oleh inverter disuplai ke lampu melalui blocking kapasitor dan induktor yang dipasang seri untuk mengontrol arus lampu.

Rangkaian Inverter Resonan Setengah Jembatan 






Tahapan dalam perancangan inverter setengah jembatan resonansi seri terdapat beberapa bagian yang dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Memilih frekuensi pensaklaran nominal (Fsnom) sebagai acuan sesuai dengan range frekuensi operasi yang diinginkan, dan disesuaikan kemampuan mosfet dan material magnetik, dan memperhatikan range frekuensi untuk dimmer. Dalam hal ini dipilih frekuensi sekitar 22Khz. 
  • Menghitung resistansi (Rt) Lampu sodium bertekanan tinggi (High Pressure Sodium Lamp) pada frekuensi 50Hz dengan :                                                                                                       R_{1}=\frac{P_{1}}{I^{2}_{rms}}
  • Menghitung parameter A, sebagai parameter desain :                                                A^{*}=\sqrt{\frac{2V^{2}_{bus}}{\pi ^{2}R_{1}P_{1}}-1}
  • Memilih ?sC1R1 dari gambar grafik panduan dalam desain ZVS 
  • Menghitung kapasitor bloking C1 dari nilai ?s C1 R1 yang telah dipilih 
  • Memilih ?s L1 / R1 dari gambar grafik panduan dalam desain ZVS dari ?s C1 R1 yang telah dipilih dan nilai A* yang telah dihitung. Menurut perhitungan :                                      \frac{\omega _{s}L_{1}}{R_{1}}=A^{*}+\frac{1}{\omega _{s}C_{1}R_{1}}
  • Menghitung induktansi L1 dari nilai ?s L1 / R1 yang didapat                              
  • Mengecek kembali frekuensi resonansi setelah didapatkan nilai C dan L yang aktual. Untuk mendapatkan zero voltage switching, frekuensi pensaklaran (?s) seharusnya di atas frekuensi resonansi (?0) sebagai berikut :                                                                                    f=\frac{1}{2\pi \cdot \sqrt{L\cdot C}}
  • Menghitung perbandingan lilitan (n):                                                                                        n=\frac{V_{ig}}{V_{BUS}}
  • Dimana Vig ? 1.3 Vlamp Ig karena pada praktiknya, tegangan spike akan lebih rendah dari pada perhitungan teori. 


Grafik Panduan dalam Mendesain ZVS
Grafik Panduan dalam Mendesain ZVS,Grafik ZVS,desain ZVS

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Memahami Tone Control Baxandall

Tone control baxandall atau pengatur nada baxandall merupakan salah satu jenis pengatur nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya pengatur nada (tone control) berfungsi untuk mengatur pengutan level nada bass dan level nada treble. Nada bass merupakan sinyal audio pada frekuensi rendah dan nada treble merupkan sinyal audio pada frekuensi tinggi. Tone control baxandall merupakan rangkaian pengatur nada yang independen dalam pengaturan nada, yaitu pengaturan nada bass dan treble tidak saling mempengaruhi. Contoh rangkaian tone control baxandall dapat dilihat pada gambar berikut.

Tone Control Baxandall






 Rangkaian pengatur nada baxandall diatas merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Dimana untuk penguatan level nada bass dan treble secara terpisah dan tidak saling mempengaruhi sebagai berikut.

Untuk nada bass, pada akhir frekuensi rendah audio (nada bass) dimana f < fB, kapasitor akan open circuit. Maka efek feedback hanya terdiri dari R1-R2. Op-amp akan bertindak sebgai inverting amplifier yang akan memberikan penguatan / gain (AB) sesuai dengan persamaan berikut.


\small \dpi{100} \frac{R_{1}}{R_{1}+R_{2}}\leq A_{B}\leq \frac{R_{1}+R_{2}}{R_{1}}



Yang berarti hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum).

Pada saat frekuensi nada bass meningkat, C1 akan memberikan efek pada R2 sampai C1 short sehigga tidak lagi memberikan efek atau respon. Frekuensi fB dimana C1 mulai efektif pada maksimum  boost atau maksimum cut adalah :

\small \dpi{100} f_{B}=\frac{1}{2\pi R_{2}C_{1}}

Sehingga untuk frekuensi diatas frekuensi fB tersebut idak akan dipengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau dibiarkan flat.

Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio f > fT kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan (gain, AT) akan diatur oleh potensiometer treble. Pada kondisi ini potensiometer bass tidak akan efektif karena C1 short (frekuensi audio tinggi) Hal ini terjadi pada saat R4 >> R1+R3+2R5 dan penguatan level treble (gain treble, AT) adalah.

\small \dpi{100} \frac{R_{3}}{R_{1}+R_{3}+2R_{5}}\leq A_{T}\leq \frac{R_{1}+R_{3}+2R_{5}}{R_{3}}


Dan frekuensi treble (fT) pada control nada treble memiliki respon frekuensi pada :
\small \dpi{100} f_{T}=\frac{1}{2\pi R_{3}C_{2}}

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Belajar Wattmeter Satu Fasa

Wattmeter 1 (satu) fasa dapat dibangun dengan komponen utama berupa elektrodinamometer. Elektrodinamometer merupakan komponen utama dari wattmeter analog. Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. �Wattmeter tipe elektrodinamometer� terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut. Gambar dibawah menunjukkan susunan wattmeter satu fasa.

Gambar Konstruksi Wattmeter Satu Fasa 


Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparan tegangan) adalah Ip, besarnya Ip=e/Rp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala � jala dan Rp adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi ratarata selama satu perioda dapat dituliskan :

rata-rata=K\cdot I_{c}\cdot I_{p}\cdot dt

dimana:
rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat dalam kumparan arus
Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan

Dengan menganggap sementara Ic sama dengan arus beban I (secara aktual Ic = Ip + I) dan menggunakan nilai Ip = e/Rp didapatkan :

rata-rata=K\cdot I \frac{e}{R_{p}} dt=K\frac{l}{T}e \cdot I dt

Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :

P rata-rata = e I dt


Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3 mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya ratarata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin (wt + f ) maka persamaan (*) berubah menjadi :

rata-rata = K\cdot E\cdot I Cos\varphi


dimana E dan I menyatakan nilai � nilai rms tegangan dan arus f menyatakan sudut fasa antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, arus kumparan harus sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masingmasing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Memahami Konstruksi Dan Parameter Antena Biquad

 Antena Biquad merupakan antena kawat dipole loop berbentuk kubus ganda dengan reflektornya berbentuk sebuah flat panel (large flat sheet) dengan lebar sisi yang sedikit lebih panjang daripada rangkaian dipolenya sehingga bertindak seolah-olah sebagai bidang yang tak berhingga luasnya. Letak reflektor tidak jauh dari dipolenya yang bertujuan untuk mengurangi radiasi ke arah belakang. Dengan jarak yang kecil antara antena dengan reflektornya, maka susunan ini juga menghasilkan gain yang lebih besar pada radiasinya ke arah depan.
Gain yang dihasilkan oleh antena � dengan large flat sheet reflektor relatif tergantung dari jarak dipolenya. Semakin jauh jarak dipolenya, gain yang diperoleh akan semakin kecil namun bandwidthnya akan semakin besar. Sedangkan pola radiasi antena biquad pada umumnya berbentuk lobe seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar Pola Radiasi Antena Biquad



Dimensi Antena Biquad 
Antena biquad merupakan perpaduan 2 antena quad yang dirancang dalam 1 elemen. Panjang elemen driven antena biquad adalah 1? yang mana nilai panjang gelombangnya (?) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

\lambda =\frac{c}{f}(m)
dengan:
? = Panjang gelombang (m)
c = Kecepatan gelombang cahaya (3 10 ) 8 x m/s
f  = Frekuensi kerja antena (Hz)

Untuk rancangan dipole antena biquad didapat dari panjang gelombang 1/2? yang dibentuk menjadi dipole lipat sehingga panjang masing-masing sisinya menjadi 1/4?. Jarak dipole biquad yang digunakan sejauh 1/8? dari reflektornya. Reflektor antena biquad berbentuk bujur sangkar dengan lebar sisi yang sedikit lebih panjang daripada rangkaian dipolenya, dengan ukuran dapat dirumuskan sebagai berikut:

R=R_{a}+0,1R_{a}

dengan:
R = Panjang elemen reflector (m)
Ra = Panjang elemen dipolenya (m)

Perencanaan ukuran desain antena biquad dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar Rancangan Ukuran Desain Antena Biquad 

Antena Biquad,antena kawat dipole loop berbentuk kubus ganda,arge flat sheet,pola radiasi antena biquad,2 antena quad,elemen driven antena biquad,dipole antena biquad,dipole biquad,Reflektor antena biquad,desain antena biquad,teori Antena Biquad,harga Antena Biquad,membuat Antena Biquad,cara buat sendiri Antena Biquad,bentuk v,desain Antena Biquad,ukuran Antena Biquad,frekuensi kerja Antena Biquad,marancang Antena Biquad,rumus Antena Biquad,keunggulan Antena Biquad,Gambar Pola Radiasi Antena Biquad,Dimensi Antena Biquad,Gambar Rancangan Ukuran Desain Antena Biquad

Parameter Antena dan Kinerjanya Setelah melakukan perancangan untuk mengetahui unjuk kerja suatu antena yang sesungguhnya maka, dilakukan serangkaian pengujian parameter � parameter dari yang dibutuhkan, yaitu :

  • Pola radiasi untuk mengetahui keterarahan radiasi lebar berkas dan penguatan yang dihasilkan antena
  • Polarisasi antena untuk mengetahui arah vektor medan elektrik dan magnetiknya 
  • VSWR (standing wave ratio antena) untuk mengetahui kualitas penyaluran daya dan bandwidth dari antena. 

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Rangkaian Driver Motor Stepper




Rangkaian driver motor stepper diatas adalah merupakan rangkaian driver yang sangat sederhana dan mudah dibuat hanya dengan beberapa komponen. Rangkaian driver ini menggunakan satu buah transistor pada setiap input cacahan motor stepper sebagai driver. Transistor juga berfungsi sebagai pelewat arus kumparan motor, sehingga pada terminal output gerbang tidak akan terbebani. Pada kolektor masing-masing transistor dipasang dioda dengan reverse bias atau bias mundur, posisi masing-masing dioda ini adalah parallel dengan kumparan motor, hal ini dimaksudkan supaya dioda dapat meredam arus balik yang dibangkitkan oleh masing-masing kumparan motor tersebut. Peredaman berlangsung pada saat dioda bias maju, yakni dimana rangkaian yang parallel dengan dioda bias maju otomatis akan memperoleh tegangan sebesar 0,7 volt (silicon), 0,3 volt (germanium), atau bahkan 0 volt untuk dioda ideal. Kemudian sebagai pengatur kondisi logika rangkaian digunakan tiga buah gerbang logika, yaitu dua buah gerbang NOT dan satu buah gerbang XOR. Gerbang NOT berguna untuk membalik logika yang menuju basis Q1 dan Q2.

Berikut Tabel Kebenaran dari rangkaian motor stepper diatas :

        INPUT                                          KUMPARAN MOTOR YANG AKTIF
D0                D1
0                   0                                          KUMPARAN A, KUMPARAN B
0                   1                                          KUMPARAN B, KUMPARAN C
1                   0                                          KUMPARAN C, KUMPARAN D
1                   1                                          KUMPARAN D, KUMPARAN A

Dari tabel kebenaran diatas dapat kita peroleh Analisa dan Prinsip Kerja dari Rangkaian Driver Motor Stepper adalah sbb :


  1. Putaran 360 derajat (satu kali putaran penuh) diperoleh dengan empat kali cacahan yakni 0 sd 3.
  2. Setiap satu kali cacahan motor akan berputar sebanyak 90 derajat atau dengan kata lain 360 derajat dibagi dengan jumlah cacahan.
  3. Dengan cacahan maju (counter up) kumparan yang akan aktif adalah teratur membentuk putaran, sedangkan jika cacahan tidak teratur maka putaran motor juga tidak akan teratur sesuai dengan kondisi logika inputnya.
  4. Dengan motor stepper ini anda bisa menentukan jangkah putaran juga arah putaran secara bebas, lain halnya dengan motor dc biasa yang jangkah putarannya tidak bisa kita tentukan.
  5. Driver motor stepper ini sebenarnya hampir sama dengan driver motor dc biasa, hanya saja pada motor dc, transistor digunakan sebagai driver satu kumparan saja, sedangkan pada motor stepper digunakan transistor lebih banyak sesuai dengan jumlah kumparan motor yang ada.
  6. Intinya digunakan driver motor adalah supaya rangkaian tidak akan terbebani oleh besarnya arus yang akan melewati kumparan, oleh karena itu dimanfaatkan transistor.
  7. Rangkaian driver motor stepper ini biasanya dimanfaatkan pada rangkaian elektronika berbasis robot atau programmable control.

Sebenarnya jika anda sudah menggunakan mikrokontroller atau kontrol berbasis pemrograman maka, rangkaian gerbang logika diatas tidak dibutuhkan lagi. Karena anda bisa dengan mudah mengatur ke-empat logika kumparan dengan perintah pemrograman. Bahkan dengan pemograman anda bisa mencapai variasi logika yang tidak terbatas. Dan juga anda sangat mudah untuk melakukan simulasi dan perubahan kapanpun anda mau hanya dengan mengubah syntax programnya.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

MEMAHAMI PRINSIP KERJA RADIO







Jujur saja bahwa untuk memahami prinsip kerja radio merupakan suatu hal yang sangat sulit bagi saya. Semenjak saya masih duduk dibangku kuliah hingga awal tahun 2010 kemarin kurang lebih 7 tahun lamanya, saya menyimpan sebuah pertanyaan yang akhirnya bisa saya pecahkan. Sebenarnya jika ingin membuat suatu rangkaian baik itu rangkaian sensor, rangkaian amplifier atau rangkaian digital bisa saya rancang dengan kreasi dan modifikasi sendiri sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi untuk membuat suatu rangkaian yang menggunakan gelombang radio sebagai media penghantar saya benar-benar tidak bisa membuatnya walaupun dalam bentuk sederhana sekalipun. Sebagai contoh saya diminta untuk membuat suatu rangkaian bell rumah pada frekuensi 15 Mhz dengan jarak jangkau kurang lebih 100 meter atau suatu rangkaian control jarak jauh dengan menggunakan gelombang radio atau suatu rangkaian yang bisa mengirimkan data dengan menggunakan gelombang radio, kesemuanya tidak akan bisa saya buat. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya membaca teori dasar mengenai radio dari buku ataupun internet untuk bisa memahami prinsip dasar dari radio supaya saya bisa membuat rangkaian radio tersebut dengan kreasi sendiri sesuai dengan kebutuhan.

Akhirnya saya bertemu dengan seorang yang hobby dan telah bergelut lama dengan rangkaian radio. Walaupun dia tidak bisa menjawab pertanyaan saya 100 %, tapi dia cukup memberikan saya pencerahan. Salah satu pertanyaan saya kepadanya yaitu mengapa setiap rangkaian radio itu harus menggunakan lilitan, bukankah untuk mendapatkan sinyal dengan frekuensi tinggi saya bisa menggunakan rangkaian lainnya seperti kombinasi gerbang dan bisa saya pastikan nilainya sesuai dengan kebutuhan tanpa harus melakukan perkiraan nilai induktansi dari suatu lilitan. Pertanyaan yang lain adalah apakah saya bisa langsung mnghubungkan ke antenna suatu terminal output dari rangkaian yang sudah saya buat dengan rancangan sendiri dimana terminal output tersebut sudah menghasilkan sinyal yang termodulasi. Menurutnya sebenarnya secara logika hal tersebut bisa saja terjadi, tapi dia sendiri belum pernah mencobanya.

Sebenarnya semuanya tidak serumit yang saya pikirkan, kesalahan saya dari dulu adalah tidak ingin mencoba langsung apa yang ada dalam pikiran. Setelah saya mencoba beberapa kali percobaan akhirnya saya menyimpulkan bahwa suatu sinyal yang mempunyai frekuensi yang sangat tinggi akan menghantar jika dihubungkan dengan suatu logam, hanya saja untuk menghasilkan daya hantar yang maksimum harus menggunakan rumus antenna yang telah ditentukan sebelumnya oleh para pakar elektronika. Tidak penting darimana mendapatkan sinyal berfrekuensi tinggi tersebut, apakah dari rangkaian yang menggunakan lilitan atau tidak.

Kemudian saya menyimpulkan bahwa suatu logam yang terkena hantaran dari sinyal radio bisa kita gunakan sebagai jalan masuk suatu sinyal yang dipancarkan oleh rangkaian pemancar radio. Atau dengan kata lain sebenarnya logam yang terkena gelombang radio tersebut adalah terminal yang mengalir sinyal listrik dimana sinyal listrik tersebut sangat kecil sekali dan berbentuk seperti gelombang radio yang mengenainya. Jadi tinggal bagaimana cara anda menjadikan sinyal yang sangat kecil sekali tadi dan dengan berbagai frekuensi dari banyak gelombang yang mengenai logam tersebut bisa anda ambil dan perkuat sinyal informasi yang dibawanya. Anda jangan terkecoh dengan adanya variasi beberapa kapasitor atau inductor pada bagian penala suatu rangkaian penerima radio, sehingga membuat anda bingung. Bagian ini dirancang untuk bagaimana supaya bisa meloloskan sinyal yang berfrekuensi seperti yang diharapkan. Bahkan anda juga bisa hanya dengan menggunakan satu kapasitor dan satu dioda sebagai penerima radio. Dioda digunakan untuk detector atau pelolos sinyal pada siklus positif. Kemudian kapasitor dipasang parallel dengan maksud bisa menghilangkan sinyal pembawa dengan prinsip pengisian dan pelepasan kapasitor. Memang nilai kapasitor menjadi penentu sinyal yang dihasilkan, jika anda menggunakan nilai kapasitor yang terlalu kecil maka bisa dipastikan sinyal informasi dan sinyal pembawa tidak akan terpisah. Tapi jika anda menggunakan nilai yang terlalu besar maka akan mengubah sinyal informasi berbentuk seperti garis lurus akibat pelepasan muatan yang terlalu lama, seperti prinsip dasar rangkaian penyearah.

Tahukah anda sekarang saya mulai menyadari mengapa kebanyakan orang merancang rangkaian radio menggunakan beberapa kombinasi lilitan dan kapasitor serta transistor. Ternyata komponen gerbang atau IC digital kebanyakan tidak mendukung pada frekuensi kerja yang sangat tinggi. Kemudian untuk membuat bagian pembangkit frekuensi tinggi dan bagian modulasi diperlukan cukup banyak komponen IC. Tetapi jika anda menggunakan prinsip resonansi osilator dengan variasi lilitan dan kapasitor anda bisa hanya dengan menggunakan satu transistor sebagai pembangkit sinyal frekuensi tinggi dan sekaligus sebagai pencampur, dan lagi transistor frekuensi tinggi mudah anda dapatkan di pasaran, salah satu contoh adalah transistor 2N2222. Akhirnya saya telah menemukan prinsip kerja radio sesuai dengan versi pemahaman saya sendiri walaupun mungkin tidak melalui perhitungan.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Radio Penerima FM Sederhana

Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan berceloteh sedikit mengenai rangkaian penrima fm yang bisa dibilang cukup sederhana. Jujur saja rangkaian penerima ini bukan buatan atau rancangan saya sendiri, tapi saya yakin rangkaian ini bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Saya saranakan jika anda seorang yang hobby atau senang berkreasi dengan rangkaian elektronika supaya menggunakan protoboard agar bisa melakukan modifikasi sesuai dengan analisa anda sendiri sehingga pada akhirnya anda akan mengerti prinsip kerja rangkaian tersebut sesungguhnya.




Daftar Komponen

1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (1,2 Kohm), R3 (10 ohm), VR1 (1 Kohm) dan VR2 (10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (0,001 �F), C2 (15 pF), C3 (100 �F), C4 (4,7 pF), C5 (0,047 �F), C6 (0,1 �F), C7 (0,0047 �F), C8 (10 �F), C9 (10 �F), C10 (0,47 �F), C11 (220 �F), C12 (0,1 �F) dan VC1 (Varco 15 sd 120 pF)
3. Induktor : L1 (kawat email 1 mm, 7 lilitan, inti udara, diameter 10 mm) dan L2 (kawat email 0,3 mm, 30 lilitan, diameter 7 mm)
4. IC : LM 386
5. Transistor : FET 2N3819
6. LoudSpeaker
7. Antenna

Rangkaian di atas merupakan salah satu contoh rangkaian penerima fm yang cukup sederhana dengan hanya menggunakan satu buah transistor FET. Sedangkan pada IC LM386 hanya digunakan sebagai penguat sinyal keluaran, anda bisa menggunakan rangkaian amplifier dengan jenis yang lain baik itu dengan menggunakan transistor atau IC penguatan lainnya atau menggunakan amplifier yang sudah jadi yang anda beli dari pasar dengan menghubungkan keluaran dari C6 sebagai input amplifier. Jantung dari rangkaian penerima fm diatas adalah terletak pada transistor FET. VC1 adalah variable kondensator atau varco yang digunakan sebagai penala frekuensi atau pemilih frekuensi dari sinyal yang akan diterima.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Pemancar Radio FM




  

Rangkaian pemancar radio fm diatas merupakan salah satu rangkaian pemancar radio yang cukup sederhana dan mudah dibuat. Jarak pancar yang bisa dijangkau adalah berkisar 2 km. Rangkaian diatas menggunakan transistor dan tidak satupun menggunakan IC sehingga cukup murah untuk dijadikan percobaan. Power supply yang dibutuhkan antara 9 volt sampai dengan 24 volt, pada catu 24 volt rangkaian pemancar ini mencapai daya pancar maksimal.

Prinsip kerja rangkaian pemancar fm ini sebenarnya sama dengan rangkaian pemancar fm pada umumnya. Sinyal input atau sinyal informasi diperkuat terlebih dahulu sebelum dicampur dan dipancarkan. Transistor Q1 dan Q2 berfungsi dalam bidang pengaturan dan penguatan sinyal input. R9 yang terhubung dengan emitor Q2 berguna untuk mengatur nilai gain atau penguatan sinyal input. Transistor Q3 merupakan tempat modulasi berlangsung, dimana sinyal frekuensi tinggi dan sinyal informasi dicampur dengan metode frekuensi modulasi yang kemudian akan dipancarkan oleh antena. Untuk mengatur frekuensi pancaran tergantung pada nilai C9.

Anda bisa membuat rangkaian pemancar radio sederhana. Radio pemancar fm sederhana bisa anda gunakan sebagai alat komunikasi skala kecil. Alat ini cocok digunakan sebagai alat pemancar informasi dalam satu lingkup daerah. Istilah sekarang bisa sebagai komunikasi antar anggota komunitas. Tapi jika anda malas membuatnya, anda bisa memberli alat yang sudah jadi seperti handy talky atau walky talky.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Memahami Prinsip Kerja Modulasi FM








Rangkaian FM Modulator diatas adalah merupakan rangkaian modulasi fm sederhana dengan menggunakan IC 555, dimana sinyal termodulasi yang dihasilkan mempunyai rapat renggang frekuensi bergantung pada sinyal informasi. Sinyal yang dihasilkan bisa dibilang cukup bagus dan stabil sehingga hasilnya nanti bisa lebih sempurna. Tidak ada lilitan atau induktor pada rangkaian modulator ini, jadi anda tidak perlu repot-repot untuk membuat lilitan serta menghitung-hitung nilai dari lilitan yang anda buat tersebut. Dengan rangkaian ini nilai frekuensi modulasi yang diinginkan bisa didapatkan dengan mudah melalui perhitungan frekuensi IC 555 pada umumnya, yakni ditentukan oleh resistor 6,8 K dan 3,3 K serta kapasitor 0,1 uF. Untuk memperoleh besar frekeunsi yang lain anda tinggal mengganti salah satu atau ketiga komponen tersebut.

Sebenarnya rangkaian modulator fm ic 555 ini walaupun sangat sederhana, tetapi menurut saya cukup bisa diandalkan untuk menangani tujuan aplikasi yang sederhana yang tidak menuntut daya yang besar atau frekuensi yang sangat tinggi. Tapi jika memang anda menginginkan daya yang lebih anda bisa menambahkan rangkaian penguat RF pada bagian output rangkaian ini. Sehingga sinyal hasil termodulasi tersebut bisa diperkuat dengan bantuan rangkaian pendukung. Sesuai percobaan saya dengan rangkaian modulator ini bisa bekerja dengan baik pada range frekuensi dibawah Mhz, karena memang IC 555 bukanlah IC yang dikhususkan untuk mendukung frekuensi kerja yang sangat tinggi. Anda bisa memanfaatkan rangkaian oscilltor transistor, xtal atau lainnya apabila anda membutuhkan frekuensi yang sangat tinggi.

Perbedaan rangkaian IC 555 diatas dengan rangkaian multivibrator pada umumnya adalah penggunaan pin 5, pada rangkaian FM Modulator ini pin 5 dari IC 555 digunakan sebagai masukan sinyal informasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk sinyal output (termodulasi). Tetapi pada penerapan fungsi multivibrator pin 5 ini biasanya dihubungkan dengan kapasitor 0,01 uF atau dibiarkan saja

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

CARA MEMBUAT ANTENA WAJANBOLIC UNTUK INTERNET GRATIS


 




Bagi anda yang senang sekali berkutat didunia internet tetapi memilki modal tipis dan pas-pasan maka anda saya sarankan untuk mencoba satu cara ini. Yaitu merangkai sendiri antenna wajan bolic untuk bisa menangkap sinyal hotspot gratis yang ada di kota anda. Tapi untuk yang bertempat tinggal agak jauh dari kota saya tidak menyarankan cara ini, dikarenakan jarak bisa jangkau antenna wajanbolic ini antara 1 � 2 Km, untuk memperoleh jarak yang lebih jauh anda harus menggunakan wajan yang lebih besar. Untuk membuat antenna wajan bolic ini anda tidak harus seorang sarjana elektronika ataupun ataupun seseorang yang memahami secara mendalam mengenai rangkaian-rangkaian elektronika. Dengan cara ini saya jamin anda bisa berinternet gratis selamanya dengan catatan hotspot yang anda tumpangi tidak tutup atau tidak memutuskan dengan sengaja koneksi anda. Oleh karena itu carilah hotspot yang gratis untuk umum.

Hal-hal yang sedikit perlu anda ketahui adalah sebagai berikut :
Wireless USB adalah peralatan Wireless Lan atau WLAN yang menggantikan kabel LAN dengan perantara udara (wireless) standar wifi yang sering dipakai adalah IEEE 802.11. karena didukung banyak vendor.

STANDAR PROTOKOL









-->
Gambar ketentuan standar protocol wi-fi
Standar protocol yang sering dipakai untuk peralatan wireless adalah 802.11x, huruf x ditentukan sesuai dengan frekuensi kerja wireless tersebut. Untuk lebih jelasnnya lihat gambar diatas.

Menentukan letak titik focus antenna :
F = D^2/(16*d)
Dimana :
F = Jarak titik focus dari dasar wajan
D = Diameter wajan
d = Kedalaman wajan
dari dasar wajan sampai titik focus adalah daerah bebas alumunium foil.

Menentukan letak Wireless USB dipasang :

loading...

-->
Dp(mm)                     S(mm)
90                              51.22
92                              49.36
94                              47.79
95                              47.10
96                              46.45
97                              45.86
98                              45.29
99                              44.77


-->
Dp = Diameter paralon ( 3 inci = 90 mm )
S = Jarak antara ujung paralon dengan posisi USB ( 51.22 mm)


Daftar Bahan

  1. Wireless USB 1 buah
  2. Wajan penggorengan 1 buah
  3. Pipa paralon tipis ukuran 3 inci 1 meter
  4. Doff (Tutup paralaon) 3 inci 2 buah
  5. Mur dan baut 1 buah
  6. Lakban Alumunium Secukupnya
  7. Plat siku penyangga wajan 1 buah
  8. Clamp pipa berserta mur 1 buah

Perkiraan biaya tidak lebih dari seratus ribu rupiah (khusus untuk body antenna belum termasuk wireless usbnya).

Cara Pembuatan

  1. Hitunglah jarak titik focus antenna
  2. Hitunglah posisi penempatan wireless USB
  3. Lubangi salah satu doff dan wajan tepat dibagian tengah
  4. Lubangi tempat USB diletakkan dan pasang USB wireless tersebut pada lubang tersebut dan jangan lupa memberi penyangga agar kokoh.
  5. Gunakan aluminium foil untuk menutupi bagian paralon dari titik focus hingga ujung paralon serta menutupi permukaan doff penutup paralon dengan alumunium foil.
  6. Pasanglah baut pada lubang tengah wajan, kemudian pada baut tersebut anda pasangkan doff yang telah dilubangi tadi kemudian kencangkan dengan mur.
  7. Pasangkan paralon yang telah terpasang USB wireless dengan doff yang telah terikat pada dasar wajan.
  8. Gunakan Clamp pipa untuk membuat penyangga wajan agar mudah dipasang dengan tiang penyangga.
  9. Antena Wajan Bolic anda telah siap untuk bertempur dan bermain internet gratis sepuasnya.








sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Menjalankan Rangkaian Elektronika dari Komputer

bermacam-macam rangkaian-rangkaian elektronika, tapi pada kesempatan ini saya akan mengajak anda untuk bisa menjalankan rangkaian elektronika dengan menggunakan komputer. Anda hanya perlu mengetahui sedikit tentang pemograman vb atau visual basic dan ketentuan interfacing pada port parallel. Untuk rangkaian interface anda bisa menambahkan buffer sebagai kemanan PC anda dari pengaruh rangkaian elektronika yang anda buat. Tetapi disini saya tidak akan menggunakan buffer karena rangkaian yang akan saya jalankan hanya sederhana serta agar lebih mudah dipahami dan diprakterkkan kembali oleh anda.
Apa-apa saja yang anda harus siapkan untuk permulaan:

  1. PC yang sudah terinstall Vb 6.0
  2. File inpout32.dll copykan ke windows/system32
  3. Kabel port parallel LPT 25 pin
  4. 8 buah led
  5. 8 buah resistor 100 ohm

file inpout32.dll bisa anda cari dengan paman google.

Contoh rangkaian yang akan kita kendalikan adalah yang paling sederhana yaitu menyala dan mematikan 8 buah led dengan sidikit variasi tentunya. Pada percobaan awal ini anda tidak perlu membuat rangkaian elektronika. Anda hanya bertugas menghubungkan setiap led dengan pin D0-D7 dan jangan lupa pasang resistor 100 ohm pada setiap led untuk membatasi arus led. Saya sarankan supaya anda sebaiknya menggunakan potoboard supaya bisa lebih praktis dan bisa mencoba bentuk rangkaian yang lain.

I. Keterangan Pin dari Port Parallel atau kabel LPT

keterangan pin port parallel
-->
Gambar keterangan pin-pin port parallel
Tidak terlalu banyak yang anda harus pelajari dari ketentuan pin-pin port parallel LPT ini khususnya yang mempunyai 25 pin. Yang anda perlu ketahui adalah pengelompokan pin-pin tersebut.
Pin2-pin9 : jalur data 8 bit (D0-D7) bertindak sebagai output
Pin10,11,12,13 dan 15 : jalur status 8 bit bertindak sebagai input / output
Pin1,14,16 dan 17 : jalur kontrol 4 bit bertindak sebagai input / ouput
Pin 18-25 : Ground
Untuk permulaan anda bisa mencobanya dengan menajalankan 8 buah led pada jalur data.

II. Pembuatan Program dengan Visual Basic
1. Untuk pertama kali buatlah new project standar exe dengan nama terserah anda. Kemudian jangan lupa untuk mendeklarasikan file inpout32.dll dengan cara kilik form dua kali, kemudian ketikkan perintah dibawah ini pada posisi paling atas diluar sub form_load. Atau anda buka modul baru dan ketikkan perintahnya pada jendela modul tersebut, tetapi anda haru mengubah kata Private dengan Public supaya bisa terbaca oleh form.
Private Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Private Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
2. Buatlah waktu tunda untuk menyalakan led. Ketikkan perintah dibawah ini tepat dibawah dari perintah yang anda ketikkan tadi.
Private Sub tunda()
a = Timer
Do While Timer <>
DoEvents
Loop
End Sub
3. Tambahkan Timer pada form. Timer berupa gambar jam yang ada di kotak toolbox. Ubah intervalnya menjadi 200 dan Enabled = False melalui jendela properties.
4. Tambahkan 8 buah Shape yang berbentuk bulat dari toolbox, ubah nama ke-8 shape menjadi L melalui jendela properties. Sehingga nanti nama setiap shape tersebut adalah L(0) sd L(7). 0 sampai 7 menunjukkan index, cara ini tujuannya agar kita bisa dengan mudah membuat programnya.
5. Tambahkan Command Button, kilik dua kali dan ketikkan perintah dibawah ini :
Timer1.Enabled = True
6. Klik dua kali timer dan ketikkan perintah dibawah ini :
For i = 0 To 7
L(i).FillColor = &HFFFF&
Out &H378, (2 ^ (i + 1)) - 1
tunda
Next i
7. Jalankan program

Penjelasan singkat program :
- Waktu tunda kita gunakan untuk memberi jeda waktu pada program untuk membaca perintah selanjutnya, supaya lama kedipan lampu bisa kita atur.
- Pemberian nama yang sama pada ke-8 shape berguna untuk meciptakan index dari ke-8 shape tersebut.
- Perintah For i = 0 to 7 berguna untuk membuat pengulangan dengan nilai i akan berubah dari 0 sd 7.
- L(i).FillColor = &HFFFF& merupakan perintah untuk mengubah warna shape menjadi kuning sehingga baga lampu yang menyala. Shape yang berubah akan sesuai dengan nilai i. Jika i = 0, maka L(0) akan menjadi kuning dan begitu seterusnya hingga i = 7.
- Out &H378, (2 ^ (i + 1)) � 1. Sebenarnya inilah inti dari program yang kita buat ini. Perintah ini berfungsi untuk mengeluarkan data dengan nilai (2^(i+1))-1 melalui alamat port &H378 (Alamat port parallel). Jika kita masukkan nilai i mulai dari 0 maka data outnya adalah:
1. (2^(0+1))-1 = (2^1)-1 = 1 (biner = 00000001)
2. (2^(1+1))-1 = (2^2)-1 = 3 (biner = 00000011)
3. (2^(2+1))-1 = (2^3)-1 = 7 (biner = 00000111)
4. (2^(3+1))-1 = (2^4)-1 = 15 (biner = 00001111)
5. (2^(4+1))-1 = (2^5)-1 = 31 (biner = 00011111)
6. (2^(5+1))-1 = (2^6)-1 = 63 (biner = 00111111)
7. (2^(6+1))-1 = (2^7)-1 = 127 (biner = 01111111)
8. (2^(7+1))-1 = (2^8)-1 = 255 (biner = 11111111)
- Hasilnya ke-8 led akan hidup seperti angka biner diatas. Dengan jeda waktu selama waktu tunda.

Sekarang anda bisa menjalankan rangkaian lain dengan menggunakan komputer khususnya dengan kendali program vb dan interfacing port parallel. Anda juga bisa mencoba perintah input dengan menggunakan jalur control atau status. Yang penting anda harus memahami bahwa data yang dibaca oleh komputer baik pada jalur data, control ataupun status merupakan nilai decimal dari setiap kelompok jalur tersebut. Gambar dibawah ini merupakan program yang saya buat dalam beberapa variasi.



loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Mic Wireless Sederhana

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sekilas tentang microphone tanpa kabel. Pada dasarnya prinsip kerja dari rangkaian peralatan wireless adalah sama khususnya peralatan wireless yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio sebagai media penghubung. Untuk rangkaian pemancar radio sederhana bisa kita kelompokkan menjadi beberapa bagian. Yang pertama adalah sinyal input atau sinyal informasi yang akan dikirim biasanya mempunyai range frekuensi yang rendah. Kemudian bagian pembangkit gelombang frekuensi tinggi atau osilator yang akan dijadikan sebagai sinyal carrier atau pembawa. Seterusnya bagian pencampur atau mixer yang berfungsi untuk menggabungkan antara sinyal informasi dengan sinyal pembawa yang hasilnya sinyal teyal rsebut menjadi sinyal yang sudah dimodulasi. Metode modulasi ada dua yaitu AM (Amplitudo Modulasi) dan FM (Frekuensi Modulasi). Pada AM sinyal yang dihasilkan adalah sinyal dengan frekuensi seperti sinyal pembawa tetapi amplitudonya mengikuti sininformasi. Sedangkan pada FM, frekuensi dari sinyal mengikuti frekuensi sinyal pembawa yang berubah-ubah sesuai dengan amplitudo sinyal informasi. Yang terakhir adalah bagian penala.


Daftar Komponen

1. Resistor : R1 (270 ohm), R2 (4,7 Kohm), R3 (10 Kohm), R4 (100 Kohm), R5 (4,7 Kohm dan R6 (4,7 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (0,001 �F), C2 (5,6 pF), C3 (10 �F), C4 (10 �F) dan C5 (3-18 pF)
3. Transistor : Q1 (2N2222) dan Q2 (2N3904)
4. Induktor : L1 (2 lilitan kawat email 1 mm inti udara diameter 10 mm) dan L2 (5 lilitan kawat email 1 mm inti udara diameter 10 mm)
5. Mikrofon
6. Antena

Mari kita perhatikan gambar di atas, suara yang diterima oleh microfon akan diubah oleh mikrofon menjadi sinyal informasi yang berbentuk sinusoidal. Sinyal ac ini kemudian diloloskan oleh C4 menuju basis Q2 untuk diperkuat. Nilai penguatan bergantung pada nilai R4 dan R5. Sinyal yang sudah diperkuat tersebut kemudian diloloskan menuju Q1 untuk kemudian dicampur dengan sinyal frekuensi tinggi. Transistor Q1 berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi sekaligus pencampur antara sinyal dari Q2 dengan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkannya sesuai dengan nilai dari C2, C5 dan L2. Kemudian sinyal yang sudah dimodulasi tersebut kemudian dipancarkan oleh antenna.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Sensor Suhu

Seperti yang saya katakan pada postingan-postingan saya tentang rangkaian sensor yang lain, rangkaian sensor suhu ini juga sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik. Untuk beberapa contoh rangkaian sensor yang sederhana anda bisa menggunakan prinsip pembagian tegangan antara variable resistor dan komponen yang dipasang seri dengan menggunakan satu atau dua buah transistor. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan anda bisa menggunakan IC Op-Amp agar bisa menghitung secara mudah nilai penguatan yang diinginkan.

Pada rangkaian ini juga saya tetap memanfaatkan fungsi monostable dari IC 555 sebagai penahan aktif rangkaian alarm selama waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ingin menahan kondisi output sensor pada saat terjadinya sinyal trigger dari rangkaian sensor maka anda tidak perlu menggunakan IC 555 beserta rangkaian monostable-nya.

Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1 (potensio 10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (10 uF) dan C2 (1 uF)
3. Dioda : D1 (IN 4002)
4. Transistor : Q1 (BC 107)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
8. Rangkaian alarm (sesuai selera)

Prinsip Kerja Sensor Suhu dan Analisa Rangkaian :


  1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
  2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan men-trigger rangkaian monostable.
  3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
  4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
  5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

RANGKAIAN PENGISI AKI OTOMATIS





Gambar rangkaian charger accu 12 volt otomatis | Gambar pengisi aki otomatis

Untuk rangkaian pengisi accumulator di atas mempunyai cara kerja yang sama dengan rangkaian charger batere di atas. Dimana pada kedua rangkaian memanfaatkan kenaikan tegangan pada batere untuk mentrigger komponen switching pemutus pengisian rangkaian. Hanya saja jika kita menggunakan transistor seperti pada rangkaian pengisi batere otomatis, besarnya arus yang diloloskan melalui kolektor berbanding linier dengan penurunan arus yang mengalir pada basis akibat kenaikan tegangan batere yang di-charge. Tetapi jika menggunakan SCR seperti pada rangkaian pengisi batere, perbandingan arus gate dengan source tidak linier, atau dengan kata lain SCR tidak berfungsi sebagai penguat tetapi hanya sebagai saklar elektronik. Itu sih sebenarnya analisa saya secara simple, tetapi secara teoritis pasti ada rumus dan perhitngan secara matematis pada masing-masing komponen sesuai sfesifikasinya.

Untuk pengaturan awal rangkaian anda cukup memutar potensio atau trimpot hingga led indicator dalam keadaan mati dan arus yang mengalir memasuki source SCR tifak terlalu besar. Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator akan menyala secara otomatis. Jika pada prakteknya anda mengalami kendala dan merasa nilai dari potensio atau resistor yang lain tidak sepenuhnya tepat, anda bisa memodifikasinya sendiri seusai dengan keinginan sendiri. Yang penting jika garis besar dari cara kerja rangkaian sudah anda pahami, anda bisa mengembangkan sesuai selera.
Saran : Sebaiknya anda menggunakan protoboard terlebih dahulu dalam membuat rangkaian charger batere otomatis dan charger accu otomatis di atas. Jika kerja rangkaian telah sempurna baru anda bisa membuatnya dengan PCB.









loading...

sumber:

Rangkaian Charger Baterai Otomatis




Gambar rangkaian charger batere otomatis | Gambar rangkaian pengisi batere otomatis

Pada dasarnya rangkaian yang saya rancang diatas memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply dengan batere yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan batere maka batere bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui batere yang dicharge tidak bisa dikontrol serta jika batere sudah penuh maka batere tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek.

Prinsip Kerja Charger Batere

Pada saat batere kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi batere sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada batere akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi led indicator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada batere yang di charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 Kohm akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.
.
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt









loading...

sumber:

Memahami Prinsip Kerja Rangkaian Oscillator Jembatan Wien



Gambar rangkaian oscillator jembatan wien

Jujur saja saya tidak merancang sendiri rangkaian oscillator tersebut diatas. Saya hanya mendapatkan rangkaian tersebut dari sample circuit suatu software elektronika. Rangkaian oscillator wien diatas menggunakan IC Op-amp sebagai komponen pembangun jembatan. Pada dasarnya rangkaian oscillator diatas tidak terlepas dari sifat rangkaian penguatan op-amp pada umumnya. Hanya saja memanfaatkan sifat pengisian dan pengosongan kapasitor sebagai pencipta kondisi ayunan sinyal. Coba lihat pada input positif op-amp, sinyal input diperoleh dari pembagian tegangan antara rangkaian resonansi RC seri dan RC parallel. Dimana dari rangkaian inilah proses pembangkitan sinyal yang berbentuk sinusoidal (anda bisa melihat prinsip kerja rangkaian resonansi LC).

Untuk mencari nilai frekuensi dari rangkaian diatas anda bisa menggunakan rumus adalah 2*pi*R*C. Dimana pada rangkaian diatas R=20kohm and C=10nF. Dioda zener yang dipasang terbalik berpasangan berfungsi supaya sinyal yang dihasilkan tidak seperti sinyal kotak melainkan sinyal sinusoidal yang sempurna. Anda bisa saja mengganti tegangan supply menjadi +9V & -9V jika anda tidak mempunyai supply 15 V, tetapi sinyal output yang dihasilkan akan mempunyai tegangan maksimal 9 volt.

Rangkaian oscillator wien adalah menurut saya salah satu rangkaian oscillator yang cukup sederhana. Hanya dengan menggunakan satu buah IC Op-Amp dan beberapa buah resistor dan kapasitor serta dua buah dioda. Anda bisa menggunakan dioda zener 5 volt untuk kedua dioda zener di atas. Jadi anda bisa menjadikannya sebagai proyek percobaan, hitung-hitung nambah koleksi rangkaian elektronika didalam kepala. He..he..

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian untuk Mengukur Frekwensi


Gambar rangkaian frekuensi meter | membuat alat penghitung frekuensi

Menurut yang saya tau frekeunsi secara maknanya adalah jumlah getaran atau gelombang dalam jangka waktu 1 detik. Dimana dikatakan satu gelombang jika terdiri dari satu lembah dan satu bukit. Frekuensi mempunyai satuan �Hertz�, sesuai degan nama penemunya dan alat ukurnya dinamakan sebagai �Frekuensi Meter�. Sedangkan untuk kebalikan dari frekuensi dinamakan dengan perioda, perioda adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus gelombang. Banyak sekali kejadian-kejadian alam atau aktifitas manusia yang bisa menciptakan terjadinya rambatan gelombang. Tapi pembahasan saya kali ini hanya berkisar pada gelombang listrik. Gelombang listrik terdiri bermacam-macam bentuk gelombang, tetapi secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni gelombang satu arah (DC) dan gelombang dua arah (AC). Jika pada kedua jenis gelombang listrik tersebut mempunyai amplitudo yang tidak tetap atau dengan kata lain terjadi kenaikan atau penurunan nilai amplitude secara kontinyu maka bisa dipastikan gelombang tersebut mempunyai nilai frekeunsi lebih besar dari 0 Hz.

Bila anda seorang yang hoby elektronika mungkin sudah terbiasa dengan yang namanya multimeter. Multimeter merupakan alat ukur serbaguna yang biasa digunakan untuk mengukur besarnya tahanan, arus ataupun tegangan listrik dari suatu komponen atau rangkaian elektronika. Multimeter terbagi menjadi multimeter analog dan multimeter digital. Dimana multimeter digital memiliki fungsi yang lebih lengkap dibanding dengan yang analog seperti penambahan fungsi pengukuran frekuensi, tetapi sayangnya harganya akan terasa memberatkan bagi anda yang memilki dompet yang tipis. Tetapi tenang saja, pepatah mengatakan banyak jalan menuju Roma. Kesempitan dan keterbatasan biasanya akan membuat seseorang kreatif. Anda bisa membuat sendiri alat pengukur frekuensi dengan kreasi yang anda sukai. Karena rangkaian frekuensi meter diatas adalah merupakan rangkaian penghitung frekuensi yang sangat sederhana.

Prinsip Kerja Rangkaian Pengukur Frekuensi

Cara kerja dari rangkaian pengukur frekuensi diatas sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Anda jangan terkecoh dengan jumlah komponen yang digunakan. Rangkaian diatas terlihat lebih rame karena adanya rangkaian pendukung untuk tampilan seven segment dan rangkaian pewaktu atau monostable. Rangkaian diatas bekerja memanfaatkan pewaktu yang sengaja diatur pada jangka waktu 1 (satu) detik. Sedangkan untuk menghitung jumlah frekuensi dimanfaatkan siklus positif dari sinyal input itu sendiri. Dimana sinyal input tersebut dijadikan sebagai clock pada rangkaian counter. Kemudian sinyal pengatur waktu satu detik dari rangkaian monostable kemudian dikalikan logikanya dengan sinyal input dengan menggunakan gerbang AND. Sehingga pada saat sinyal dari monostable berlogika tinggi selama satu detik, maka input clock pada rangkaian counter akan mendapat logika sama seperti pada sinyal input pengukuran. Tetapi setelah satu detik sinyal dari monostable akan bernilai 0 volt sehingga perhitungan frekuensi dihentikan.

Rangkaian penghitung frekeunsi diatas merupakan contoh yang sangat sederhana dan berlaku bagi sinyal pengukuran yang mempunyai tegangan 3 volt sd 9 volt. Sedangkan untuk tegangan pengukuran yang lebih kecil dari 3 volt akan dibaca oleh gerbang AND sebagai logika rendah walaupun terjadi ayunan sinyal. Kemudian tegangan yang terlalu besar juga akan dapat menyebabkan kerusakan pada rangkaian.

Tetapi anda dengan bisa dengan mudah memodifikasi rangkaian diatas menjadi lebih komplek. Misalnya dengan menambahkan rotary switch pada bagian input dengan setiap jalur diberi resistor penahan arus dari sumber tegangan yang besar. Nilai resistor-resistor dibuat bervariasi sesuai dengan tegangan range pengukuran. Yang penting semakin besar range tegangan akan diukur maka membutuhkan nilai resistor yang lebih besar pula. Kemudian untuk mengukur tegangan yang lebih kecil anda bisa mengunakan rangkaian penguat satu transistor supaya sinyal input tersebut bisa berpengaruh pada gerbang AND. Yang terakhir, rangkaian diatas menggunakan gerbang sebagai penentu logika untuk kemudian dilanjutkan menuju rangkaian pengcacah, sehingga sinyal yang berbentuk kotak adalah sinyal yang paling tepat pengukurannya dibanding dengan bentuk sinyal sinus atau yang lain. Jadi anda bisa juga menggunakan rangkaian pembentuk sinyal kotak dengan IC Op-Amp atau gerbang schimitt trigger sebagai pemasti logika. Pokoknya anda bisa berkreasi sendiri sesuai dengan keinginan anda, yang pasti cara kerja dari rangkaian frekuensi meter atau rangkaian penghitung frekuensi diatas sudah anda pahami.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Driver untuk Speaker




Gambar rangkaian loudspeaker driver

Rangkaian loudspeaker driver adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjembatani antara output rangkaian berimpedasi tinggi dengan loudspeaker yang berimpedansi rendah. Mengapa diperlukan driver ini adalah supaya tegangan ouput yang akan dimasukkan ke loudspeaker tidak mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai tegangan ini sangat mungkin terjadi mengingat adanya aturan mengenai pembagian tegangan dan tahanan pengganti parallel. Dimana setiap tahanan yang dipasang parallel dengan tahanan yang lain maka tahanan total atau pengganti untuk tahanan tahanan tersebut adalah lebih kecil dibanding dengan masing-masing tahanan itu sendiri. Sebagai contoh tahanan 10 ohm diparalelkan dengan tahanan 10 ohm akan mendapatkan tahanan pengganti sebesar 5 ohm. Tahanan 10 ohm diparalelkan dengan 100.000 ohm maka tahanan totalnya adalah 9.9990 ohm. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan total akan selalu lebih kecil dibanding dengan masing masing tahanan asal. Kemudian dengan turunnya tahanan (hanya menggunakan kombinasi resistor) atau impedansi dari terminal ouput tadi, maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan pada rangkaian seri dapat dipastikan bahwa tahanan yang berhubung seri dengan terminal ouput akan mendapat bagian tegangan yang lebih besar dan terminal ouput sendiri akan mengalami penurunan tegangan.

Prinsip kerja rangkaian driver speaker ini sebenarnya sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti. Dimana sinyal input hanya digunakan sebagai pemicu untuk menggerakkan kedua transistor driver mengikuti irama dari sinyal input tersebut. Sedangkan arus yang akan dialirkan ke loudspeaker sebagian besar dari catu daya rangkaian driver. Bisa dikatakan mirip dengan penggunaan transistor sebagai saklar. Oleh karena itu pada rangkaian driver speaker ini tidak ditemukan kombinasi resistor untuk penguatan. Jadi jika kita perhatikan gambar di atas maka sebagian besar arus yang mengalir pada beban loudspeaker adalah berasal dari tegangan catu 9 volt, bukan dari sinyal ac input, sehingga sinyal input tersebut tidak akan terbebani.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Alarm Kebakaran


 


rangkaian alarm kebakaranRangkaian alarm kebakaran di atas adalah merupakan rangkaian elektronika yang sederhana dan menggunakan komponen sensor ldr sebagai pendeteksi adanya kebakaran. Seperti yang telah saya jelaskan pada postingan-postingan saya sebelumnya mengenai prinsip kerja LDR, sebenarnya LDR tidak bisa mendeteksi adanya perubahan suhu ataupun panas api, hanya saja ldr bisa mendeteksi adanya perubahan intensitas cahaya. Tapi bisa saja ldr kita gunakan sebagai komponen alarm kebakaran, karena walaubagaimanapun juga pada saat kebakaran intensitas cahaya akan meningkat pesat sehingga kemungkinan terpengaruhnya ldr adalah sangat besar. Sehingga mungkin-mungkin saja jika kita gunakan ldr untuk mendeteksi adanya kebakaran. Memang sekarang ini sudah ada komponen sensor khusus yang bisa mendeteksi keberadaan api dari jarak jauh yakni sensor UV-TRON, anda bisa saja menggunakan sensor tersebut untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Tapi jika anda kesulitan untuk mendapatkan komponen uv-tron tersebut, anda bisa memanfaatkan ldr.

Jika anda kurang yakin dengan kinerja dari ldr sebagai pendeteksi api, maka cobalah anda lakukan percobaan dengan menggunakan korek api. Seperti yang pernah saya coba sebelumnya, dimana sebenarnya ldr mampu mendeteksi adanya percikan api yang cukup kecil dari korek api dengan jarak beberapa meter. Apalagi jika benar-benar terjadi kebakaran yang menghasilkan kobaran api yang sangat dahsyat, kemungkinan besar ldr akan mendeteksi kebakaran tersebut. Tinggal bagaimana cara anda mengatur kepekaan dari rangkaian sensor kebakaran ini menjadi sensitif dan juga mengatur letak pemasangan komponen ldr pada titik yang berdekatan dengan titik kemungkinan api akan muncul, seperti pada dapur.

Untuk prinsip kerja dari rangkaian alarm kebakaran ini adalah sama persis dengan rangkaian sensor cahaya aktif terang, dimana pada saat cahaya semakin terang rangkaian akan mengaktifkan alarm. Terus terang saja rangkaian ini bukan rancangan saya sendiri, saya gunakan gambar rangkaian ini guna menambah aneka variasi yang bisa dipelajari oleh pembaca sekalian. Jika anda malas menggunakan 3 buah ic seperti pada rangkaian di atas, anda bisa saja menggunakan rangkaian yang lebih sederhana seperti rangkaian sensor cahaya yang saya hadirkan pada blog ini. Tapi yang pasti pada gambar rangkaian diatas tidak lagi membutuhkan rangkaian sirine sebagai indikator kebakaran karena telah diwakili oleh IC TDA2002.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

PRINSIP KERJA PENYULUT SCHMITT TRIGGER




 
Gambar rangkaian penyulut Schmitt trigger

Schimitt trigger adalah merupakan gerbang yang digunakan untuk memperjelas logika dari suatu sinyal atau bisa juga dikatakan sebagai peredam bouncing dari pensaklaran mekanik. Oleh karena itu jika anda pernah membuat suatu rangkaian counter yang menggunakan saklar mekanik sebagai input tetapi tidak menggunakan penyulut schmitt trigger sebagai perantara maka anda pasti merasa jengkel dikarenakan cacahan yang dihasilkan lompat-lompat dan tidak teratur. Hal itu karena merupakan pengalaman pribadi saya sendiri, waktu itu jaman internet belum terlalu familiar sehingga harus menggunakan segenap akal pikiran untuk memecahkan permasalahan tersebut (ciiee..bahasanya). Bahkan seingat saya pada waktu itu butuh berhari-hari dan usaha keras hingga pada akhirnya dapat ilham dari seseorang yang baru saya kenal pada waktu itu. Pada saat itu saya benar-benar pusing dibuatnya, padahal tidak ada kesalahan rangkaian. Coba bayangkan saat itu saya beranggapan bahwa cacahan counter yang melompat-lompat tersebut disebabkan oleh rangkaian yang lain seperti driver motor dc dan relay, rangkaian saya dulu kalau tidak salah menggunakan 2 buah motor dc dan satu buah motor AC 220 volt dan beberapa buah relay, alhasil hampir keseluruhan bagian rangkaian saya coba rombak dan ubah secara berulang-ulang. Tetapi tidak juga membuat cacahan conter menjadi teratur dan berurutan. Untunglah ada seseorang yang mengetahui dan menyarankan untuk menggunakan gerbang penyulut Schmitt trigger.

Coba anda lihat gambar sinyal pada grafik keluaran dari rangkaian pertama. Dimana pada rangkaian tersebut tidak menggunakan gerbang Schmitt trigger untuk meredam bouncing yang dihasilkan oleh saklar mekanik. Hasilnya sinyal tersebut seperti sinyal sinusoidal yang tidak teratur sehingga akan membuat rangkaian counter tercacah tidak teratur. Tapi jika anda lihat gambar sinyal pada grafik rangkaian kedua, bentuk sinyal mendekati sinyal dc yang sempurna sehingga akan memberi kejelasan logika bagi rangkaian counter.

Gerbang Schmitt trigger bisa saja anda gunakan tidak dengan menambah komponen luar sebagai pendukung, yakni seperti satu buah resistor dan kapasitor. Yang pasti tingkat bouncing yang besar akan mengurangi kinerja dari Schmitt trigger. Biasanya digunakan kapasitor 100 nF yang terpasang parallel dengan gerbang Schmitt trigger guna mengurangi tingkat bouncing dengan memanfaatkan pelepasan muatan yang terjadi tidak secara mendadak. Resistor yang digunakan untuk supply tegangan 9 volt biasanya adalah resistor 33 Kohm.

Jadi intinya prinsip kerja dari gerbang Schmitt trigger adalah penjelasan logika. Sehingga tidak ada keraguan dan kebimbangan logika dari sinyal yang telah diloloskan dengan penyulut tersebut (ciee�.bahasanya gak nahan..he2). Dimana sinyal yang memiliki amplitude dibawah range batas bawah maka akan dijadikan sebagai logika 1 dan yang memilki amplitude yang lebih besar dari range batas atas walaupun sekecil mungkin tetap akan dijaikan sebagai logika 0 (dikarenakan gerbang schmit trigger adalah sebagai pembalik logika layaknya gebang NOT). Untuk range batas bawah dan atas saya tidak punya referensi yang pasti, tapi dari data yang saya dapatkan batas bawahnya adalah 0.9 volt dan batas atas adalah 1.6 volt.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

RANGKAIAN DECADE COUNTER




  
Gambar rangkaian counter | rangkaian pencacah

Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur. Yang dimaksud dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai dari angka yang kecil menuju angka yang lebih besar. Sedangkan perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa mencapai jumlah yang tidak terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan kebutuhan. Untuk contoh diatas hanya menggunakan satu buah IC decade counter dan satu buah seven segment sehingga hanya bisa mewakili fungsi akan satu digit atau angka satuan. Untuk membuat fungsi yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Banyak sekali kegunaan dari rangkaian counter ini didunia elektronika digital. Bahkan menurut saya bisa dikatakan elektronika digital tidak terpisahkan dengan rangkaian counter. Hampir semua rangkaian digital memerlukan rangkaian counter. Hal itu dikarenakan untuk menerapkan fungsi penghitungan angka atau operasi matematika harus menggunakan fungsi dari rangkaian counter.

Rangkaian counter diatas adalah merupakan rangkaian decade counter yang menggunakan IC 4026 sebagai IC pencacah. Ada banyak sekali jenis IC pencacah yang bisa digunakan untuk membuat rangkaian counter digital, baik itu IC dari keluarga TTL (Transistor Transistor Logic) ataupun keluarga CMOS. Untuk membedakan keduanya yaitu dari angka awal seri IC dimana untuk keluarga TTL mempunyai awal seri �74� dan untuk keluarga CMOS adalah �40�. Tetapi yang paling banyak jenis dan ragamnya adalah IC dari keluarga TTL. Pada umunya kedua macam keluarga IC tersebut merupakan memiliki fungsi sebagai pendukung rangkaian digital.
Untuk rangkaian counter diatas adalah menggunakan IC dari keluarga CMOS. Dimana untuk semua jenis IC CMOS bisa menggunakan tegangan supply maksimal 15 volt, sedangkan pada TTL hanya memiliki tegangan supply maksimal 5 volt. Kemudian dengan menggunakan IC 4026 sebagai decade counter anda tidak perlu lagi menggunakan IC decoder sebagai interface ke 7-segment. Karena output yang dihasilkan oleh IC4026 sudah disesuaikan dengan kondisi maupun fungsi dari seven segment.

Rangkaian diatas sengaja menggunakan gerbang penyulut Schmitt Trigger sebagai peredam bouncing dari hentakan saklar mekanik. Anda bisa saja tidak menggunakan gerbang schmitt trigger dan langsung menghubungkan saklar input ke pin clock IC 4026. Saya yakin rangkaian counter anda akan tetap berjalan, tetapi anda akan mendapati cacahan yang melompat-lompat atau cacahan yang tidak teratur. Untuk bagian yang satu ini saya punya pengalaman yang cukup membuat saya menjadikannya alasan untuk diingat. Dimana waktu itu saya menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengatasi rangkaian counter dari proyek akhir saya yang mencacah secara acak alias ngawur.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

RANGKAIAN TRAFFIC LIGHT






Gambar rangkaian lampu lalu lintas | gambar rangkaian traffic lights

Rangkaian lampu lalu lintas menurut saya adalah rangkaian yang mudah-mudah susah untuk dibuat. Dimana kita dituntut untuk bisa mengkondisikan nyala dari tiga buah lampu dengan mengikuti peraturan lalu lintas yang ada. JIka kita menggunakan pemrograman komputer sebagai pengatur kondisi ketiga lampu tersebut mungkin kita tidak akan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk membuatnya. Seperti contoh dengan pemograman mikrokontroller atau pemograman berbasis aplikasi komputer seperti visual basic, Delphi dan banyak lagi yang lain. Tetapi jika menggunakan komponen rangkaian elektronika yang umum digunakan mungkin akan sedikit menyita waktu anda untuk mendapatkan hasil yang benar-benar sesuai dengan kondisi lampu lalu lintas yang dipakai dijalan-jalan.

Nah�jika anda sedang mencari contoh rangkaian lampu lalu lintas yang sederhana maka rangkaian diatas bisa saya rekomendasikan kepada anda. Prinsip kerja dari rangkaian traffic light diatas sangat mudah untuk dipahami. Rangkaian diatas memanfaatkan keluaran dari IC up/down counter 74190 sebagai penghasil keluaran yang tercacah dan kemudian dikondisikan dengan menggunakan gerbang logika supaya logikanya sesuai dengan logika lampu lalu lintas yang sebenarnya. Sebenarnya anda bisa juga menggunakan IC counter up biasa sebagai pencacahnya. Lampu warna merah diwakili oleh led D1, kuning oleh led D2 dan warna hijau oleh led D3.

DAFTAR KOMPONEN :

  1. Resistor : R1 (1 Kohm), R2, R3 dan R4 (220 ohm) serta VR1 (Potensio 10 K / 15 K)
  2. Kapasitor : C1 (100 uF)
  3. Led : D1 (warna merah), D2 (warna kuning) dan D3 (warna hijau).
  4. Integrated Circuit : IC1 (NE 555), IC2 (74LS190) dan IC3 (74LS02)


CARA KERJA DAN ANALISA RANGKAIAN LAMPU LALU LINTAS :

  1. Untuk menghasilkan sinyal peggerak rangkaian counter digunakan rangkaian astable IC555.
  2. R1, C1 dan VR1 merupakan kombinasi astable sebagai penentu kecepatan sinyal clock yang akan dimasukkan kepada input counter dan pada akhirnya akan menentukan lamanya waktu nyala dari masing lampu. Semakin besar nilai dari ketiganya maka siklus clock akan semakin lama dan begitu pula sebaliknya.
  3. Untuk memperoleh kombinasi nyala lampu hanya diperlukan 2 bit keluaran dari rangkaian counter.
  4. Bit ke-3 dari output counter hanya digunakan sebagai reset ulang pencacahan.
  5. Lampu yang pertama kali menyala adalah lampu warna kuning, dikarenakan terhubung dengan output Q1 dari IC counter. Kemudian dilanjutkan oleh lampu warna merah yang terhubung dengan output Q2. Lalu keduanya (kuning dan merah) menyala bersamaan. Yang terakhir lampu hijau akan menyala sendiri.
  6. Rangkaian counter mencacah dengan urutan bit :                                                                                - 0 1 (lampu kuning menyala)                                                                                                              - 1 0 (lampu merah menyala)                                                                                                            - 1 1 (lampu kuning dan merah menyala)                                                                                            - 0 0 (lampu hijau menyala, sesuai dengan sifat gerbang NOR)
  7. Contoh rangkaian traffic light diatas hanya berlaku untuk satu buah jalur untuk rangkaian lampu lalu lintas yang menggunakan lebih dari satu jalur maka anda bisa memanfaatkan perangkat rangkaian yang sama dan menggunakan kombinasi gerbang sebagai penghubung antara kondisi masing-masing jalur. Artinya anda harus menjadikan lampu merah lebih lama menyala pada masing-masing jalur selama jalur yang lain beroperasi. Kondisi tersebut bisa anda peroleh dengan memanfaatkan kombinasi gerbang logika secara berantai.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id