Kamis, 11 Februari 2016

Menjalankan Rangkaian Elektronika dari Komputer

bermacam-macam rangkaian-rangkaian elektronika, tapi pada kesempatan ini saya akan mengajak anda untuk bisa menjalankan rangkaian elektronika dengan menggunakan komputer. Anda hanya perlu mengetahui sedikit tentang pemograman vb atau visual basic dan ketentuan interfacing pada port parallel. Untuk rangkaian interface anda bisa menambahkan buffer sebagai kemanan PC anda dari pengaruh rangkaian elektronika yang anda buat. Tetapi disini saya tidak akan menggunakan buffer karena rangkaian yang akan saya jalankan hanya sederhana serta agar lebih mudah dipahami dan diprakterkkan kembali oleh anda.
Apa-apa saja yang anda harus siapkan untuk permulaan:

  1. PC yang sudah terinstall Vb 6.0
  2. File inpout32.dll copykan ke windows/system32
  3. Kabel port parallel LPT 25 pin
  4. 8 buah led
  5. 8 buah resistor 100 ohm

file inpout32.dll bisa anda cari dengan paman google.

Contoh rangkaian yang akan kita kendalikan adalah yang paling sederhana yaitu menyala dan mematikan 8 buah led dengan sidikit variasi tentunya. Pada percobaan awal ini anda tidak perlu membuat rangkaian elektronika. Anda hanya bertugas menghubungkan setiap led dengan pin D0-D7 dan jangan lupa pasang resistor 100 ohm pada setiap led untuk membatasi arus led. Saya sarankan supaya anda sebaiknya menggunakan potoboard supaya bisa lebih praktis dan bisa mencoba bentuk rangkaian yang lain.

I. Keterangan Pin dari Port Parallel atau kabel LPT

keterangan pin port parallel
-->
Gambar keterangan pin-pin port parallel
Tidak terlalu banyak yang anda harus pelajari dari ketentuan pin-pin port parallel LPT ini khususnya yang mempunyai 25 pin. Yang anda perlu ketahui adalah pengelompokan pin-pin tersebut.
Pin2-pin9 : jalur data 8 bit (D0-D7) bertindak sebagai output
Pin10,11,12,13 dan 15 : jalur status 8 bit bertindak sebagai input / output
Pin1,14,16 dan 17 : jalur kontrol 4 bit bertindak sebagai input / ouput
Pin 18-25 : Ground
Untuk permulaan anda bisa mencobanya dengan menajalankan 8 buah led pada jalur data.

II. Pembuatan Program dengan Visual Basic
1. Untuk pertama kali buatlah new project standar exe dengan nama terserah anda. Kemudian jangan lupa untuk mendeklarasikan file inpout32.dll dengan cara kilik form dua kali, kemudian ketikkan perintah dibawah ini pada posisi paling atas diluar sub form_load. Atau anda buka modul baru dan ketikkan perintahnya pada jendela modul tersebut, tetapi anda haru mengubah kata Private dengan Public supaya bisa terbaca oleh form.
Private Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Private Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
2. Buatlah waktu tunda untuk menyalakan led. Ketikkan perintah dibawah ini tepat dibawah dari perintah yang anda ketikkan tadi.
Private Sub tunda()
a = Timer
Do While Timer <>
DoEvents
Loop
End Sub
3. Tambahkan Timer pada form. Timer berupa gambar jam yang ada di kotak toolbox. Ubah intervalnya menjadi 200 dan Enabled = False melalui jendela properties.
4. Tambahkan 8 buah Shape yang berbentuk bulat dari toolbox, ubah nama ke-8 shape menjadi L melalui jendela properties. Sehingga nanti nama setiap shape tersebut adalah L(0) sd L(7). 0 sampai 7 menunjukkan index, cara ini tujuannya agar kita bisa dengan mudah membuat programnya.
5. Tambahkan Command Button, kilik dua kali dan ketikkan perintah dibawah ini :
Timer1.Enabled = True
6. Klik dua kali timer dan ketikkan perintah dibawah ini :
For i = 0 To 7
L(i).FillColor = &HFFFF&
Out &H378, (2 ^ (i + 1)) - 1
tunda
Next i
7. Jalankan program

Penjelasan singkat program :
- Waktu tunda kita gunakan untuk memberi jeda waktu pada program untuk membaca perintah selanjutnya, supaya lama kedipan lampu bisa kita atur.
- Pemberian nama yang sama pada ke-8 shape berguna untuk meciptakan index dari ke-8 shape tersebut.
- Perintah For i = 0 to 7 berguna untuk membuat pengulangan dengan nilai i akan berubah dari 0 sd 7.
- L(i).FillColor = &HFFFF& merupakan perintah untuk mengubah warna shape menjadi kuning sehingga baga lampu yang menyala. Shape yang berubah akan sesuai dengan nilai i. Jika i = 0, maka L(0) akan menjadi kuning dan begitu seterusnya hingga i = 7.
- Out &H378, (2 ^ (i + 1)) � 1. Sebenarnya inilah inti dari program yang kita buat ini. Perintah ini berfungsi untuk mengeluarkan data dengan nilai (2^(i+1))-1 melalui alamat port &H378 (Alamat port parallel). Jika kita masukkan nilai i mulai dari 0 maka data outnya adalah:
1. (2^(0+1))-1 = (2^1)-1 = 1 (biner = 00000001)
2. (2^(1+1))-1 = (2^2)-1 = 3 (biner = 00000011)
3. (2^(2+1))-1 = (2^3)-1 = 7 (biner = 00000111)
4. (2^(3+1))-1 = (2^4)-1 = 15 (biner = 00001111)
5. (2^(4+1))-1 = (2^5)-1 = 31 (biner = 00011111)
6. (2^(5+1))-1 = (2^6)-1 = 63 (biner = 00111111)
7. (2^(6+1))-1 = (2^7)-1 = 127 (biner = 01111111)
8. (2^(7+1))-1 = (2^8)-1 = 255 (biner = 11111111)
- Hasilnya ke-8 led akan hidup seperti angka biner diatas. Dengan jeda waktu selama waktu tunda.

Sekarang anda bisa menjalankan rangkaian lain dengan menggunakan komputer khususnya dengan kendali program vb dan interfacing port parallel. Anda juga bisa mencoba perintah input dengan menggunakan jalur control atau status. Yang penting anda harus memahami bahwa data yang dibaca oleh komputer baik pada jalur data, control ataupun status merupakan nilai decimal dari setiap kelompok jalur tersebut. Gambar dibawah ini merupakan program yang saya buat dalam beberapa variasi.



loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Mic Wireless Sederhana

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sekilas tentang microphone tanpa kabel. Pada dasarnya prinsip kerja dari rangkaian peralatan wireless adalah sama khususnya peralatan wireless yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio sebagai media penghubung. Untuk rangkaian pemancar radio sederhana bisa kita kelompokkan menjadi beberapa bagian. Yang pertama adalah sinyal input atau sinyal informasi yang akan dikirim biasanya mempunyai range frekuensi yang rendah. Kemudian bagian pembangkit gelombang frekuensi tinggi atau osilator yang akan dijadikan sebagai sinyal carrier atau pembawa. Seterusnya bagian pencampur atau mixer yang berfungsi untuk menggabungkan antara sinyal informasi dengan sinyal pembawa yang hasilnya sinyal teyal rsebut menjadi sinyal yang sudah dimodulasi. Metode modulasi ada dua yaitu AM (Amplitudo Modulasi) dan FM (Frekuensi Modulasi). Pada AM sinyal yang dihasilkan adalah sinyal dengan frekuensi seperti sinyal pembawa tetapi amplitudonya mengikuti sininformasi. Sedangkan pada FM, frekuensi dari sinyal mengikuti frekuensi sinyal pembawa yang berubah-ubah sesuai dengan amplitudo sinyal informasi. Yang terakhir adalah bagian penala.


Daftar Komponen

1. Resistor : R1 (270 ohm), R2 (4,7 Kohm), R3 (10 Kohm), R4 (100 Kohm), R5 (4,7 Kohm dan R6 (4,7 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (0,001 �F), C2 (5,6 pF), C3 (10 �F), C4 (10 �F) dan C5 (3-18 pF)
3. Transistor : Q1 (2N2222) dan Q2 (2N3904)
4. Induktor : L1 (2 lilitan kawat email 1 mm inti udara diameter 10 mm) dan L2 (5 lilitan kawat email 1 mm inti udara diameter 10 mm)
5. Mikrofon
6. Antena

Mari kita perhatikan gambar di atas, suara yang diterima oleh microfon akan diubah oleh mikrofon menjadi sinyal informasi yang berbentuk sinusoidal. Sinyal ac ini kemudian diloloskan oleh C4 menuju basis Q2 untuk diperkuat. Nilai penguatan bergantung pada nilai R4 dan R5. Sinyal yang sudah diperkuat tersebut kemudian diloloskan menuju Q1 untuk kemudian dicampur dengan sinyal frekuensi tinggi. Transistor Q1 berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi sekaligus pencampur antara sinyal dari Q2 dengan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkannya sesuai dengan nilai dari C2, C5 dan L2. Kemudian sinyal yang sudah dimodulasi tersebut kemudian dipancarkan oleh antenna.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian Sensor Suhu

Seperti yang saya katakan pada postingan-postingan saya tentang rangkaian sensor yang lain, rangkaian sensor suhu ini juga sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik. Untuk beberapa contoh rangkaian sensor yang sederhana anda bisa menggunakan prinsip pembagian tegangan antara variable resistor dan komponen yang dipasang seri dengan menggunakan satu atau dua buah transistor. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan anda bisa menggunakan IC Op-Amp agar bisa menghitung secara mudah nilai penguatan yang diinginkan.

Pada rangkaian ini juga saya tetap memanfaatkan fungsi monostable dari IC 555 sebagai penahan aktif rangkaian alarm selama waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ingin menahan kondisi output sensor pada saat terjadinya sinyal trigger dari rangkaian sensor maka anda tidak perlu menggunakan IC 555 beserta rangkaian monostable-nya.

Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1 (potensio 10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (10 uF) dan C2 (1 uF)
3. Dioda : D1 (IN 4002)
4. Transistor : Q1 (BC 107)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
8. Rangkaian alarm (sesuai selera)

Prinsip Kerja Sensor Suhu dan Analisa Rangkaian :


  1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
  2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan men-trigger rangkaian monostable.
  3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
  4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
  5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

RANGKAIAN PENGISI AKI OTOMATIS





Gambar rangkaian charger accu 12 volt otomatis | Gambar pengisi aki otomatis

Untuk rangkaian pengisi accumulator di atas mempunyai cara kerja yang sama dengan rangkaian charger batere di atas. Dimana pada kedua rangkaian memanfaatkan kenaikan tegangan pada batere untuk mentrigger komponen switching pemutus pengisian rangkaian. Hanya saja jika kita menggunakan transistor seperti pada rangkaian pengisi batere otomatis, besarnya arus yang diloloskan melalui kolektor berbanding linier dengan penurunan arus yang mengalir pada basis akibat kenaikan tegangan batere yang di-charge. Tetapi jika menggunakan SCR seperti pada rangkaian pengisi batere, perbandingan arus gate dengan source tidak linier, atau dengan kata lain SCR tidak berfungsi sebagai penguat tetapi hanya sebagai saklar elektronik. Itu sih sebenarnya analisa saya secara simple, tetapi secara teoritis pasti ada rumus dan perhitngan secara matematis pada masing-masing komponen sesuai sfesifikasinya.

Untuk pengaturan awal rangkaian anda cukup memutar potensio atau trimpot hingga led indicator dalam keadaan mati dan arus yang mengalir memasuki source SCR tifak terlalu besar. Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator akan menyala secara otomatis. Jika pada prakteknya anda mengalami kendala dan merasa nilai dari potensio atau resistor yang lain tidak sepenuhnya tepat, anda bisa memodifikasinya sendiri seusai dengan keinginan sendiri. Yang penting jika garis besar dari cara kerja rangkaian sudah anda pahami, anda bisa mengembangkan sesuai selera.
Saran : Sebaiknya anda menggunakan protoboard terlebih dahulu dalam membuat rangkaian charger batere otomatis dan charger accu otomatis di atas. Jika kerja rangkaian telah sempurna baru anda bisa membuatnya dengan PCB.









loading...

sumber:

Rangkaian Charger Baterai Otomatis




Gambar rangkaian charger batere otomatis | Gambar rangkaian pengisi batere otomatis

Pada dasarnya rangkaian yang saya rancang diatas memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply dengan batere yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan batere maka batere bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui batere yang dicharge tidak bisa dikontrol serta jika batere sudah penuh maka batere tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek.

Prinsip Kerja Charger Batere

Pada saat batere kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi batere sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada batere akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi led indicator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada batere yang di charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 Kohm akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.
.
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt









loading...

sumber:

Memahami Prinsip Kerja Rangkaian Oscillator Jembatan Wien



Gambar rangkaian oscillator jembatan wien

Jujur saja saya tidak merancang sendiri rangkaian oscillator tersebut diatas. Saya hanya mendapatkan rangkaian tersebut dari sample circuit suatu software elektronika. Rangkaian oscillator wien diatas menggunakan IC Op-amp sebagai komponen pembangun jembatan. Pada dasarnya rangkaian oscillator diatas tidak terlepas dari sifat rangkaian penguatan op-amp pada umumnya. Hanya saja memanfaatkan sifat pengisian dan pengosongan kapasitor sebagai pencipta kondisi ayunan sinyal. Coba lihat pada input positif op-amp, sinyal input diperoleh dari pembagian tegangan antara rangkaian resonansi RC seri dan RC parallel. Dimana dari rangkaian inilah proses pembangkitan sinyal yang berbentuk sinusoidal (anda bisa melihat prinsip kerja rangkaian resonansi LC).

Untuk mencari nilai frekuensi dari rangkaian diatas anda bisa menggunakan rumus adalah 2*pi*R*C. Dimana pada rangkaian diatas R=20kohm and C=10nF. Dioda zener yang dipasang terbalik berpasangan berfungsi supaya sinyal yang dihasilkan tidak seperti sinyal kotak melainkan sinyal sinusoidal yang sempurna. Anda bisa saja mengganti tegangan supply menjadi +9V & -9V jika anda tidak mempunyai supply 15 V, tetapi sinyal output yang dihasilkan akan mempunyai tegangan maksimal 9 volt.

Rangkaian oscillator wien adalah menurut saya salah satu rangkaian oscillator yang cukup sederhana. Hanya dengan menggunakan satu buah IC Op-Amp dan beberapa buah resistor dan kapasitor serta dua buah dioda. Anda bisa menggunakan dioda zener 5 volt untuk kedua dioda zener di atas. Jadi anda bisa menjadikannya sebagai proyek percobaan, hitung-hitung nambah koleksi rangkaian elektronika didalam kepala. He..he..

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id

Rangkaian untuk Mengukur Frekwensi


Gambar rangkaian frekuensi meter | membuat alat penghitung frekuensi

Menurut yang saya tau frekeunsi secara maknanya adalah jumlah getaran atau gelombang dalam jangka waktu 1 detik. Dimana dikatakan satu gelombang jika terdiri dari satu lembah dan satu bukit. Frekuensi mempunyai satuan �Hertz�, sesuai degan nama penemunya dan alat ukurnya dinamakan sebagai �Frekuensi Meter�. Sedangkan untuk kebalikan dari frekuensi dinamakan dengan perioda, perioda adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus gelombang. Banyak sekali kejadian-kejadian alam atau aktifitas manusia yang bisa menciptakan terjadinya rambatan gelombang. Tapi pembahasan saya kali ini hanya berkisar pada gelombang listrik. Gelombang listrik terdiri bermacam-macam bentuk gelombang, tetapi secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni gelombang satu arah (DC) dan gelombang dua arah (AC). Jika pada kedua jenis gelombang listrik tersebut mempunyai amplitudo yang tidak tetap atau dengan kata lain terjadi kenaikan atau penurunan nilai amplitude secara kontinyu maka bisa dipastikan gelombang tersebut mempunyai nilai frekeunsi lebih besar dari 0 Hz.

Bila anda seorang yang hoby elektronika mungkin sudah terbiasa dengan yang namanya multimeter. Multimeter merupakan alat ukur serbaguna yang biasa digunakan untuk mengukur besarnya tahanan, arus ataupun tegangan listrik dari suatu komponen atau rangkaian elektronika. Multimeter terbagi menjadi multimeter analog dan multimeter digital. Dimana multimeter digital memiliki fungsi yang lebih lengkap dibanding dengan yang analog seperti penambahan fungsi pengukuran frekuensi, tetapi sayangnya harganya akan terasa memberatkan bagi anda yang memilki dompet yang tipis. Tetapi tenang saja, pepatah mengatakan banyak jalan menuju Roma. Kesempitan dan keterbatasan biasanya akan membuat seseorang kreatif. Anda bisa membuat sendiri alat pengukur frekuensi dengan kreasi yang anda sukai. Karena rangkaian frekuensi meter diatas adalah merupakan rangkaian penghitung frekuensi yang sangat sederhana.

Prinsip Kerja Rangkaian Pengukur Frekuensi

Cara kerja dari rangkaian pengukur frekuensi diatas sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Anda jangan terkecoh dengan jumlah komponen yang digunakan. Rangkaian diatas terlihat lebih rame karena adanya rangkaian pendukung untuk tampilan seven segment dan rangkaian pewaktu atau monostable. Rangkaian diatas bekerja memanfaatkan pewaktu yang sengaja diatur pada jangka waktu 1 (satu) detik. Sedangkan untuk menghitung jumlah frekuensi dimanfaatkan siklus positif dari sinyal input itu sendiri. Dimana sinyal input tersebut dijadikan sebagai clock pada rangkaian counter. Kemudian sinyal pengatur waktu satu detik dari rangkaian monostable kemudian dikalikan logikanya dengan sinyal input dengan menggunakan gerbang AND. Sehingga pada saat sinyal dari monostable berlogika tinggi selama satu detik, maka input clock pada rangkaian counter akan mendapat logika sama seperti pada sinyal input pengukuran. Tetapi setelah satu detik sinyal dari monostable akan bernilai 0 volt sehingga perhitungan frekuensi dihentikan.

Rangkaian penghitung frekeunsi diatas merupakan contoh yang sangat sederhana dan berlaku bagi sinyal pengukuran yang mempunyai tegangan 3 volt sd 9 volt. Sedangkan untuk tegangan pengukuran yang lebih kecil dari 3 volt akan dibaca oleh gerbang AND sebagai logika rendah walaupun terjadi ayunan sinyal. Kemudian tegangan yang terlalu besar juga akan dapat menyebabkan kerusakan pada rangkaian.

Tetapi anda dengan bisa dengan mudah memodifikasi rangkaian diatas menjadi lebih komplek. Misalnya dengan menambahkan rotary switch pada bagian input dengan setiap jalur diberi resistor penahan arus dari sumber tegangan yang besar. Nilai resistor-resistor dibuat bervariasi sesuai dengan tegangan range pengukuran. Yang penting semakin besar range tegangan akan diukur maka membutuhkan nilai resistor yang lebih besar pula. Kemudian untuk mengukur tegangan yang lebih kecil anda bisa mengunakan rangkaian penguat satu transistor supaya sinyal input tersebut bisa berpengaruh pada gerbang AND. Yang terakhir, rangkaian diatas menggunakan gerbang sebagai penentu logika untuk kemudian dilanjutkan menuju rangkaian pengcacah, sehingga sinyal yang berbentuk kotak adalah sinyal yang paling tepat pengukurannya dibanding dengan bentuk sinyal sinus atau yang lain. Jadi anda bisa juga menggunakan rangkaian pembentuk sinyal kotak dengan IC Op-Amp atau gerbang schimitt trigger sebagai pemasti logika. Pokoknya anda bisa berkreasi sendiri sesuai dengan keinginan anda, yang pasti cara kerja dari rangkaian frekuensi meter atau rangkaian penghitung frekuensi diatas sudah anda pahami.

loading...

sumber:
indelektro.blogspot.co.id