Selasa, 19 April 2016

Rangkaian Power Bank

1. Rangkaian Power Bank
Sebenarnya saat ini banyak sekali perusahaan teknologi yang membuat power bank dan dijual kepada masyarakat. Namun sebagian orang masih merasa belum puas karena kualitasnya yang kurang baik. Banyak power bank yang beredar di pasaran berlabel 10.000 mAh yang ternyata palsu. Power bank tersebut tidak mampu digunakan mengcharge HP sampai penuh.

Tak heran jika saat ini banyak orang yang ingin membuat power bank sendiri dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar. Nah, pada kesempatan yang baik ini belajarelektronika.net juga akan berbagi informasi mengenai rangkaian elektronika power bank yang bisa anda coba terapkan.

Dengan rangkaian tersebut, anda bisa membuat power bank sendiri di rumah. Tentunya dengan biaya yang lebih murah dibanding dengan power bank asli, namun kualitasnya bisa diadu. Buat anda yang penasaran dan ingin tahu informasi lengkapnya, silahkan simak baik-baik ulasan belajarelektronika.net berikut ini.

Berikut ini adalah gambar skema rangkaian power bank sederhana:
rangkaian power bank
Berikut ini adalah skema / layout PCB power bank sederhana:skema pcb power bank
skema pcb power bank

Penjelasan:

Rangkaian power bank sederhana ini terdiri rangkaian elektronika berbasis IC Regulator LM7805 dengan output tegangan sebesar 5 volt. Pemilihan tegangan output 5 volt tersebut bukan tanpa alasan. Karena dalam proses pengisian daya baterai dibutuhkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan yang diisi.

Daftar Komponen:

BT1 : battery dengan output 7.4 Volt
C2 : kapasitor 1000uF/16V
C3 : kapasitor 470uF/16V
R1 : resistor 150 ohm
D1 : lampu LED
U1 : IC LM 7805
Perlu diperhatikan dalam merakit komponen power bank, anda harus rakit serapih mungkin agar tampilannya menarik. Bila perlu, anda buat sebuah wadah tersendiri agar terlihat bagus. Untuk outputnya anda bisa gunakan kepala USB female dan untuk menghubungkannya ke HP atau perangkat lain bisa menggunakan kabel USB.

Berikut adalah beberapa kelebihan rangkaian power bank sederhana ini:

loading...

  • Baterai yang digunakan dalam power bank ini bisa diisi ulang dengan power supply atau adaptor bertegangan 10 volt
  • Rangkaian elektronika power bank ini sudah disertai dengan lampu indikator LED untuk mengetahui proses pengisian yang sedang berjalan ataupun untuk mengetahui apakah daya baterai masih ada atau tidak
  • Saat mengisi baterai power bank, rangkaian masih bisa digunakan untuk mengisi daya baterai ponsel

Demikian informasi mengenai rangkaian power bank sederhana dan otomatis lengkap. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat juga inspirasi bagi para pembaca.



2. Rangkaian Power Bank Handphone Darurat

Seperti judulnya, alat ini digunakan untuk sumber pengganti daya listrik yang berasal dari charge HP, desktop maupun power bank biasa. Banyak alasan penulis sering memakai alat ini jika dalam keadaan terdesak, semisal :


  • Saat perjalanan jauh ( saat pendakian gunung, masuk hutan/pedalaman, mudik lebaran, dsb ).
  • Saat listrik padam dan cadangan power bank biasa tidak cukup untuk mensupply.
  • Saat listrik padam terlalu lama, jika handphone sedang dalam posisi lowbat kita tidak bisa mencharge handphone kita.


Rangkaian Power Bank Handphone Darurat
Rangkaian power bank darurat ini sangat efisien, membantu kita untuk selalu dapat mengakses berita terbaru melalui smartphone kita. Dan yang paling penting adalah kita bisa update status sosial media semisal "FACEBOOK " dengan lancar walaupun kondisi tidak ada supply listrik dari PLN.
Untuk membuat rangkaian power bank handphone darurat hanya diperlukan 4 buah baterai ABC yang disusun secara seri. Tegangan supply handphone yang standart adalah sekitar 5Volt s.d. 7,2Volt DC. Output dari rangkaian ini hanya sebesar 6 Volt, jadi aman jika di gunakan untuk handphone. Untuk baterainya bisa menggunakan ukuran AA, AAA, C, maupun D. Jangan lupa untuk menambahkan komponen dioda, karena ini sangat penting untuk pengaman handphone jika polaritasnya terbalik. Sehingga tidak akan merusak perangkat handphone anda.

Berikut ini gambar panduan warna standart kabel charge handphone tipe USB :
Warna kabel USB handphone


















sumber:
belajarelektronika.net
www.eyuana.com

Minggu, 03 April 2016

Rangkaian Power Supply Variabel 10A

Membuat Power Supply Variabel dapat menggunakan konfigurasi rangkaian transistor atau menngunakan IC regulator tegangan variabel. Rangkaian power supply yang dibuat ini adalah rangkaian power supply dengan tegangan output variabel (dapat diatur) dan dapat mensupply arus maksimal 10 A. Rangkaian power supply variabel 10 A ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan percobaan dan untuk mensupply tegangan ke perangkat elektronika yang berbeda. Ada beberapa bagian yang digunakan untuk membuat rangkaian power supply variabel 10A ini diataranya :

  • Penurun Tegangan (Voltage Stepdown) 
  • Penyearah Gelombang (Rectifier) 
  • Filter Tegangan Regulator 
  • Tegangan Variabel 
  • Power Regulator 
  • Amper Meter dan Volt Meter 


Rangkaian Power Supply Variabel 10A


Penurun Tegangan (Voltage Stepdown)
Rangkaian power supply ini menggunakan transformator 10A non-CT sebagai penurun tegangannya. Tegangan AC PLN 220 volt diturunkan menjadi 42 volt AC.

Penyearah Gelombang (rectifier)
Bagian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC (alternating Current) dari transformator menjadi tegangan searah DC (Direct Current). Bagian penyearah atau rectifier ini dibangun menggunakan diode bridge. Diode yang digunakan pada bagian ini minimal diode bridge 15A. Hal ini bertujuan untuk menghindari kondisi diode yang jenuh akibat terposir dalam melewatkan arus.

Filter Tegangan
Bagian filter tegangan ini berfungsi untuk meratakan gelombang hasil penyearah agar menjadi tegangan DC yang sempurna. Rangkaian power supply variabel 10A ini menggunakan 2 buah filter yang diletakan tepat setelah bagian penyearah gelombang dan di bagian akhir rangkaian power supply variabel 10A ini.

Regulator Tegangan Variabel
Rangkaian regulator tegangan pada power supply ini menggunkan rangkaian transistor dan rangkaian pembagi tengangan. Rangkaian regulator tegangan variabel ini disusun oleh konfigurasi Q1, Q2, VR1, R1, R2 D 1N4002 dan C2. Prinsip kerja dari rangkaian regulator tegangan ini adalah mengatur tegangan basis pada Q3 (driver power regulator) berdasarkan pembagian tegangan yang dilakukan oleh VR1 yang dilanjutkan ke basis Q3 oleh Q2 dan Q1. Fungsi D1N4002, R1 dan R2 adalah sebagai pemberi bias tegangan Q3 sedangkan C2 sebagai stabilizer tegangan bias basis Q3.

Power Regulator
Bagian ini berfungsi untuk memberikan atau menentukan kemampuan maksimal rangkaian power supply dalam mensupply arus maksimum 10A. Rangkaian power regulator pada rangkaian ini adalah konfigurasi driver darlinton Q3 dan Q4 untuk memberikan driver ke 2 buah transistor power regulator Q5 dan Q6.

Ampere Meter dan Volt Meter
Power supply variabel 10A ini dilengkapi ampere meter dan volt meter yang berfungsi sebagai display dari pengaturan tegangan output (volt meter) dan sebagai display arus yang dilewatkan (ampere meter). Bagian ini diperlukan karena pengaturan tegangan pada power supply variabel 10A ini menggunakan potensiometer (VR1).

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Kamis, 10 Maret 2016

Memahami Metode Enskripsi Sistem Crypto Transponder



 Semua algoritma enkripsi secara teoritis dapat dipecahkan, begitu juga dengan metode enkripsi pada sistem crypto transponer. Sebuah algoritma enkripsi dikatakan aman jika waktu untuk memecahkannya dibutuhkan waktu sangat lama. RFID merupakan teknologi yang masih baru, dan akan terus berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi rangkaian terintegrasi. Perkembangan teknologi RFID terus dilakukan secara terus-menerus untuk perbaikan performa RFID, sehingga dapat menangani lebih banyak masalah anticollision, dapat beroperasi dengan daya yang rendah. Terdapat beberapa metoda penyerangan terhadap enkripsi yang dapat dijelaskan sebagai berikut :



Metode Scanning 
Metode Scanning adalah pendekatan paling sederhana di mana penyerang mengirimkan respon random terhadap setiap challenge yang dihasilkan sistem keamanan. Waktu rata-rata untuk sukses dirumuskan menjadi:

t_{s}=Rx2^{(rb-1)}

di mana rb adalah panjang respon dalam bit, dan R adalah waktu perulangan sistem keamanan dalam detik. Misalkan saja waktu perulangan adalah 200 ms dan panjang respon 24 bit, maka waktu rata-rata untuk membobol sistem keamanan itu adalah 19,4 hari.

Metode Dictionary Attack 
Metode Dictionary Attack, merupakan pendekatan penyerangan yang kompleks di mana pihak penyerang membuat dictionary, dan respon disesuaikan dengan challenge dan dictionary yang diupdate setiap respon diberikan.

Metode Cryptoanalysis 
pada Metode Cryptoanalysis menggunakan pengetahuan dari algoritma. Penyerang mencoba untuk mencari solusi matematika dari masalah untuk mencari kunci enkripsi dengan jumlah terbatas pasangan challenge dan respon. Metode Cryptoanalysis ini sangat sulit sekali dilakukan.

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Jumat, 19 Februari 2016

Memahami Standarisasi Teknologi ADSL

Sebelumnya telah disinggung bahwa DMT merupakan standar ANSI T1.413 yang ditetapkan pada tahun 1995 untuk modulasi demodulasi pada ADSL. Juga telah dijelaskan bahwa pada saat itu (1995) teknologi ADSL digunakan untuk aplikasi VOD yang membutuhkan downstream yang memiliki kecepatan berkisar antara 1.5Mbps � 6Mbps. Setelah itu penggunaan ADSL untuk internet meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Akhirnya pada tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan per-internet-an dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2. Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh ITU (International Telecommunications Union) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2 ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex, pada bulan Juni tahun 1999 ditetapkan standar internasional untuk xDSL dengan nama G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite yang dalam istilah ITU-nya dikenal dengan sebutan G.992.2 (G.lite). Dengan spesifikasi downstream 1.5Mbps, hemat energi dan biaya pengoperasian yang murah. Alokasi DMT carrier pada G.992.1 dan G.992.2 untuk ADSL ditunjukan pada gambar berikut.

Alokasi Carrier Sistem DMT Pada ADSL 



Data-data dimodulasikan pada interval carrier sebesar 4.3125kHz. Carrier frekuensi rendah digunakan untuk wilayah upstream dan carrier frekuensi tinggi digunakan untuk wilayah downstream. Jumlah carrier wilayah downstream G.922.2 kurang dari setengahnya jumlah carrier G.992.1. Karenanya diberi sebutan LITE (G.lite). Selain G.992.1 dan G.992.2, masih ada 4 buah standar yang direkomendasikan oleh ITU untuk xDSL, seperti tertulis pada tabel di bawah ini.

Tabel Rekomendasi ITU Tentang xDSL 
G.992.1 (G.dmt) Sistem transmisi ADSL (Full Rate)
G.992.2 (G.lite) Sistem transmisi ADSL tanpa Splitter (ADSL-Lite)
G.994.1 (G.hs) DSL sistem handshake
G.995.1 (G.ref) Referensi-referensi yang terkait dengan DSL
G.996.1 (G.test) Sistem pengujian DSL
G.997.1 (G.ploam) Protokol administrasi DSL

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Memahami Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel

Setiap data yang telah didownload atau dimasukan ke memori program (Flash PEROM) mikrokontroler dapat dibaca menggunakan PEROM Programer mikrokontroler. Pada dasarnya proses pembacaan data pada memori program mikrokontroler tersebut dapat diuraikan untuk masing-masing versi mikrokontroler. Berikut adalaha metode pembacaan data pada memori program (Flash PEROM) mikrokontroler versi 40 pin dan 20 pin.

Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel Versi 40 pin
Proses pembacaan data pada mikrokontroler MCS51 Atmel versi 40 kaki hampir sama dengan saat pengisian data perbedaannya terletak pada data yang diberikan pada bagian pengatur mode P2.6, P2.7, P3.6, dan P3.7 diberi kombinasi sinyal �0�, �0�, �1� dan�1�. Besarnya tegangan VPP yang diberikan hanya 5 Volt. Proses pembacaan data pada Flash PEROM MCS51 versi 40 kaki dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar Bagan Pembacaan Data Pada Flash PEROM MCS51 Versi 40 Pin 

Gambar Bagan Pembacaan Data Pada Flash PEROM MCS51 Versi 40 Pin,Pembacaan Data Pada Flash PEROM,baca flash perom mcs51,cara baca flash perom mcs51


Proses Baca Program Flash PEROM MCS51 Atmel Versi 20 Pin 
Pada MCS51 versi 20 kaki proses pembacaan datanya hampir sama dengan saat pengisian data ke Flash PEROM, perbedaannya terletak pada sinyal pengatur mode yang diberikan pada P3.7, P3.5, P3.4, dan P3.3 adalah �0�, �0�, �1� dan �1�. Dan tegangan VPP yang diberikan adalah 5 volt. Gambar proses pembacaan data pada MCS51 versi 20 kaki dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar Bagan Pembacaan Data Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin 
Bagan Pembacaan Data Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin,baca Flash PEROM MCS51 Versi 20 Pin

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Kamis, 11 Februari 2016

Belajar Inverter Setengah Jembatan

Rangkaian daya yang digunakan untuk mensuplai lampu High Pressure Sodium adalah inverter setengah jembatan dengan mosfet sebagai piranti pensaklarannya. Inverter dipilih karena lampu akan lebih lama umur pemakaiannya jika pada kedua elektroda tabungnya dicharge secara bergantian dengan gelombang yang simetris. Gelombang kotak yang dihasilkan oleh inverter disuplai ke lampu melalui blocking kapasitor dan induktor yang dipasang seri untuk mengontrol arus lampu.

Rangkaian Inverter Resonan Setengah Jembatan 






Tahapan dalam perancangan inverter setengah jembatan resonansi seri terdapat beberapa bagian yang dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Memilih frekuensi pensaklaran nominal (Fsnom) sebagai acuan sesuai dengan range frekuensi operasi yang diinginkan, dan disesuaikan kemampuan mosfet dan material magnetik, dan memperhatikan range frekuensi untuk dimmer. Dalam hal ini dipilih frekuensi sekitar 22Khz. 
  • Menghitung resistansi (Rt) Lampu sodium bertekanan tinggi (High Pressure Sodium Lamp) pada frekuensi 50Hz dengan :                                                                                                       R_{1}=\frac{P_{1}}{I^{2}_{rms}}
  • Menghitung parameter A, sebagai parameter desain :                                                A^{*}=\sqrt{\frac{2V^{2}_{bus}}{\pi ^{2}R_{1}P_{1}}-1}
  • Memilih ?sC1R1 dari gambar grafik panduan dalam desain ZVS 
  • Menghitung kapasitor bloking C1 dari nilai ?s C1 R1 yang telah dipilih 
  • Memilih ?s L1 / R1 dari gambar grafik panduan dalam desain ZVS dari ?s C1 R1 yang telah dipilih dan nilai A* yang telah dihitung. Menurut perhitungan :                                      \frac{\omega _{s}L_{1}}{R_{1}}=A^{*}+\frac{1}{\omega _{s}C_{1}R_{1}}
  • Menghitung induktansi L1 dari nilai ?s L1 / R1 yang didapat                              
  • Mengecek kembali frekuensi resonansi setelah didapatkan nilai C dan L yang aktual. Untuk mendapatkan zero voltage switching, frekuensi pensaklaran (?s) seharusnya di atas frekuensi resonansi (?0) sebagai berikut :                                                                                    f=\frac{1}{2\pi \cdot \sqrt{L\cdot C}}
  • Menghitung perbandingan lilitan (n):                                                                                        n=\frac{V_{ig}}{V_{BUS}}
  • Dimana Vig ? 1.3 Vlamp Ig karena pada praktiknya, tegangan spike akan lebih rendah dari pada perhitungan teori. 


Grafik Panduan dalam Mendesain ZVS
Grafik Panduan dalam Mendesain ZVS,Grafik ZVS,desain ZVS

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id

Memahami Tone Control Baxandall

Tone control baxandall atau pengatur nada baxandall merupakan salah satu jenis pengatur nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya pengatur nada (tone control) berfungsi untuk mengatur pengutan level nada bass dan level nada treble. Nada bass merupakan sinyal audio pada frekuensi rendah dan nada treble merupkan sinyal audio pada frekuensi tinggi. Tone control baxandall merupakan rangkaian pengatur nada yang independen dalam pengaturan nada, yaitu pengaturan nada bass dan treble tidak saling mempengaruhi. Contoh rangkaian tone control baxandall dapat dilihat pada gambar berikut.

Tone Control Baxandall






 Rangkaian pengatur nada baxandall diatas merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Dimana untuk penguatan level nada bass dan treble secara terpisah dan tidak saling mempengaruhi sebagai berikut.

Untuk nada bass, pada akhir frekuensi rendah audio (nada bass) dimana f < fB, kapasitor akan open circuit. Maka efek feedback hanya terdiri dari R1-R2. Op-amp akan bertindak sebgai inverting amplifier yang akan memberikan penguatan / gain (AB) sesuai dengan persamaan berikut.


\small \dpi{100} \frac{R_{1}}{R_{1}+R_{2}}\leq A_{B}\leq \frac{R_{1}+R_{2}}{R_{1}}



Yang berarti hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum).

Pada saat frekuensi nada bass meningkat, C1 akan memberikan efek pada R2 sampai C1 short sehigga tidak lagi memberikan efek atau respon. Frekuensi fB dimana C1 mulai efektif pada maksimum  boost atau maksimum cut adalah :

\small \dpi{100} f_{B}=\frac{1}{2\pi R_{2}C_{1}}

Sehingga untuk frekuensi diatas frekuensi fB tersebut idak akan dipengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau dibiarkan flat.

Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio f > fT kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan (gain, AT) akan diatur oleh potensiometer treble. Pada kondisi ini potensiometer bass tidak akan efektif karena C1 short (frekuensi audio tinggi) Hal ini terjadi pada saat R4 >> R1+R3+2R5 dan penguatan level treble (gain treble, AT) adalah.

\small \dpi{100} \frac{R_{3}}{R_{1}+R_{3}+2R_{5}}\leq A_{T}\leq \frac{R_{1}+R_{3}+2R_{5}}{R_{3}}


Dan frekuensi treble (fT) pada control nada treble memiliki respon frekuensi pada :
\small \dpi{100} f_{T}=\frac{1}{2\pi R_{3}C_{2}}

loading...

sumber:
elektronika-dasar.web.id