RANGKAIAN 1
Bagi anda para master elektronika tentunya bukan hal yang sulit untuk mengertikan rangkaian pengisi baterai otomatis paga gambar di bawah ini. Silahkan perhatikan rangkaian pengisi baterai otomatis berikut.
Cara kerja rangkaian pengisi baterai otomatis ini bekerja saat baterai sudah penuh yaitu sekitar 6.8 Volt (biasanya baterai HP 5.7 V dan charger lebih besar dari nilai tersebut) maka basis transistor akan mendapatkan trigger dari zener 6v8 karena sener mencapai tegangan breakdown. Transistor disini berfungsi sebagai saklar ON dan OFF. Saat mendapat trigger saklar ON dan secara otomatis menghubungsingkatkan kolektor dengan emitor ke ground sehingga arus di output dengan cepat turun yang artinya pengisian berhenti. Nah ketika tegangan baterai HP anda mulai drop lagi sampai misalnya 4 volt maka transistor akan OFF dan arus pengisian berjalan lagi dan demikian seterusnya. Bagaimana cukup sederhana bukan.
RANGKAIAN 2
Gambar rangkaian charger batere otomatis | Gambar rangkaian pengisi batere otomatis
Pada dasarnya rangkaian yang saya rancang diatas memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply dengan batere yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan batere maka batere bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui batere yang dicharge tidak bisa dikontrol serta jika batere sudah penuh maka batere tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek.
Prinsip Kerja Charger Batere
Pada saat batere kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi batere sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada batere akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi led indicator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada batere yang di charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 Kohm akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.
.
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt
loading...
sumber:
www.heybali.com
indelektro.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar